Kamis, 22 April 2021

GPMT sebut rata-rata harga pakan ternak saat ini Rp 7.300 per kg




KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menyatakan saat ini rata-rata harga pakan ternak di lapangan sebesar Rp 7.300 per kilogram (kg). GPMT merinci harga real pakan di lapangan ada di rentang Rp 7.000 - Rp 7.800 per kg.

Ketua Umum GPMT, Desianto Budi Utomo, mengatakan, dalam menghadapi situasi harga bahan baku utama pembuatan pakan baik bahan baku lokal yakni jagung maupun impor yang terus meningkat, para produsen pakan anggota GPMT berusaha keras membantu para peternak untuk tetap bisa melangsungkan usahanya.

Desianto melanjutkan, saat ini, rata-rata penyerapan jagung anggota GPMT di bawah 7 juta ton per tahun. Rinciannya, pada tahun 2019 sebesar 6,6 juta ton dan pada 2020 sebesar 6,5 juta ton. "Dengan asumsi pemakaian jaung dalam formula pakan sebesar 40% saja," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (21/4).

Menurut Desianto, pemakaian jagung untuk beberapa jenis pakan idealnya rata-rata 50%, bahkan untuk jenis pakan tertentu pemakaian jagung dalam formula pakan bisa lebih dari 50%. 

Kecukupan jagung di industri pakan saat ini mengalami penurunan (Januari 35 hari,Februari 33 hari, dan dibulan Maret 32 hari). Idealnya kecukupan jagung pada industri pakan untuk 2 bulan. 

Pada saat puncak panen (panen raya) dibulan Maret dan April,harga jagung terus melambung bahkan saat ini di Sentra penghasil jagung seperti di Sumatera Utara harga per tanggal 20 April 2021 sudah menyentuh Rp 6.100  per kg (KA 15% franco pabrik) jauh diatas harga acuan dalam Permendag No. 07 Tahun 2020 sebesar Rp 4.500  per kg.

Terkait dengan wacana pemerintah soal importasi pakan, Desianto mengatakan, secara nasional pabrik pakan Indonesia masih memiliki idle capacity terpasang sekitar 35%.  

Kemudian, ia bilang, dampak importasi pakan akan sangat massive terhadap industri pakan nasional yang sudah lebih dari 50 tahun swasembada pakan.

Lalu ada multiplier effects dari importasi pakan terhadap industri bisa meluas ke sub sektor lainnya, seperti Petani jagung, Peternak dan Pedagang ayam (ayam petelur maupun ayam pedaging), tenaga kerja budidaya ayam, anak-anak kendang,serapan katul dan bahan pakan lainnya.

GPMT mencatat ada sekitar lebih dari 12 juta keluarga petani dan peternak yang bergantung kehidupannya pada industri pakan.

Desianto melanjutkan, belajar dari kasus importasi ayam di Filipina, sekali masuk daging ayam ke negara tersebut untuk test injury impact telah menyebabkan industri ayam di Filipina collapse dan hingga sekarang ini tidak bisa bangkit lagi.

"Akan menjadi trigger untuk importasi ayam dengan dasar pemikiran bahwa harga ayam impor (Brazil) lebih murah," pungas Desianto.

Sumber : Kontan


Harga Jagung Tembus Rp 6.000 per Kilogram, GPMT: Ada Anomali

Petani mengeringkan jagung yang akan dipanen di Desa Handapherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (10/7/2020).

Petani mengeringkan jagung yang akan dipanen di Desa Handapherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (10/7/2020).

Foto: ANTARA/ADENG BUSTOMI

Harga acuan jagung pemerintah yakni paling tinggi Rp 3.150 per kg.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menyatakan terdapat kenaikan signifikan untuk harga jagung lokal yang digunakan sebagai bahan baku pakan unggas. GPMT menyebut harga saat ini bahkan menyentuh hingga Rp 6.000 per kg di berbagai daerah.

"Hari ini, harga jagung sudah Rp 6.100 per kg di Medan. Lalu juga tembus Rp 6.000 per kg di beberapa tempat. Artinya harga memang tinggi," kata Ketua Umum GPMT, Desianto Budi Utomo dalam webinar Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi, Selasa (20/4).

Diketahui, harga acuan pemerintah yakni paling tinggi Rp 3.150 per kg untuk kadar air 15 persen atau paling rendah Rp 2.500 per kg kadar air 35 persen di tingkat petani.

Ia mengatakan, ada anomali yang terjadi pada harga jagung. Pasalnya saat ini masih dalam masa panen jagung dari para petani.

"Kita hadapi anomali, ketika panen harga juga bisa Rp 5.000 per kg apalagi sekarang sudah Rp 6.000 per kg," kata Desianto menambahkan.

Desianto menuturkan, persoalan seperti ini sudah terjadi dalam kurunw aktu 35 tahun terakhir. Solusi yang ditawarkan pun sekadar peta jalan, program zonasi produksi, serta intensifikasi. Ia meminta agar jalan keluar yang solutif dari berbagai pihak untuk bisa mengatasi masalah jagung secara permanen.

Ketua GPMT, Timbul Sihombing, menambahkan, situasi harga jagung saat ini harus menjadi perhatian bagi semua pemangku kepentingan. Menurutnya, perlu ada keterbukaan informasi sehingga keputusan yang diambil pemerintah tidak salah.

Timbul mengatakan, rata-rata harga pakan unggas saaat ini masih sekitar Rp 7.500-Rp 7.800 per kilogram. Harga itu mulai mengalami kenaikan lantaran harga jagung yang terus meningkat.

Lebih lanjut, ia mengatakan jika harga terus meningkat dan berdampak pada harga pakan unggas, pihak yang paling terdampak adalah para peternak unggas. "Kita hadapi harga jagung yang ekstrem ini akan mempersulit kita kalau harga pakan tidak kita sesuaikan. Namun pabrikan juga melihat kondisi karena kompetisi harga sangat tinggi," kata dia.

Sumber : Republika

Jumat, 16 April 2021

MEDIA SOSIAL GPMT


 

Buat teman-teman yang belum tahu, Selain Punya website :

     Website : GPMT


GPMT juga punya media sosial lho. Berikut link nya :

IG Logo    Instagram : gpmt.indonesia    
 
FB Logo    Facebook : gpmt.gpmt    
 
YT Logo   Youtube : GPMT    
 
Blogspot Logo   Blogger : GPMT Indonesia
TW Logo  Twitter : @GpmtIndonesia    
 
Jangan lupa untuk Subscribe Channel Youtube kami, di follow Instagram dan Twitternya juga, dan di add friend Facebooknya ya....
Salam Sehat.