75% kebutuhan tepung ikan dari Impor
Hingga kini 75% kebutuhan tepung ikan nasional harus dipenuhi dari
impor. Kesinambungan pasokan hingga kualitas produk dari industri
pengolahan pakan menjadi penyebabnya.
Ketua Divisi
Akuakultur Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (GPMT) Denny D. Indradjaja
menuturkan, tepung ikan masih menjadi komponen utama sumber protein
dalam formulasi pakan.
Data GPMT menyebutkan,
permintaan tepung ikan di Indonesia sekitar 100.000-120.000 ton per
tahun. Sebanyak 75.000-80.000 ton di antaranya dipenuhi dari impor.
"Baru sisanya berasal dari lokal," ujar Denny di Jakarta, Jumat
(12/10/2012).
Itu pun, menurut Denny, utilitas
industri pengolahan ikan lokal maksimal hanya 50.000 ton per tahun. Hal
itu disebabkan tidak terpenuhinya spesifikasi yang diminta pabrikan
pakan. Padahal harga tepung ikan antara lokal dengan impor saat ini
tidak jauh berbeda.
"Sejumlah pabrikan pakan ikan
dan udang harus mengimpor tepung ikan dari negara lain, seperti Peru dan
Chili serta Malaysia. Kita sulit mengandalkan dari dalam negeri karena
volume pasokanya fluktuatif," terangnya.
Karena
itu, dia berharap Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) serius mendorong
industri pakan nasional untuk memaksimalkan kapasitas produksinya.
Penerapan sertifikasi atas bahan baku dari pakan ikan yang diproduksi
secara berkelanjutan menjadi tantangan.
"Misalnya Global Aquaculture Alliance (GAA) yang mensyaratkan spesies dan asal ikan yang digunakan untuk pakan ikan," paparnya.
Sumber : kabarbisnis.com