Selayang Pandang GPMT
Gabungan Perusahaan Makanan TernakGabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) yang dalam bahasa
Inggrisnya adalah Indonesian Feedmills Association (IFMA) memiliki peran
vital dalam industri peternakan Indonesia, khususnya berkenaan dengan sektor
pakan. GPMT yang lahir dari niat mulia demi kemajuan induistri pakan, kini
menjelma sebagai assosiasi yang memberi andil besar bagi para pelaku industri,
masyarakat, bahkan pemerintah dalam upaya menciptakan iklim peternakan yang
baik, terutama pada ketersediaan pakan. GPMT secara konsisten hadir memberi
solusi pada problematik peternakan Indonesia.
Industri pakan di Indonesia sudah ada sekitar tahun
1950-an. Namun baru pada tahun 1950-1961, industri peternakan ayam ras mulai
diperkenalkan. Pada masa itu mulai bermunculan kegiatan industri pakan dengan
bertumpu pada ilmu nutrisi dan ilmu makanan ternak. Dengan meluasnya budi daya
ayam ras membuat kalangan pengusaha kecil industri perunggasan - khususnya
pembibitan dan pakan - mulai menambah kapasitas produksi. Pada tahap ini
industri sarana produksi peternakan seperti pabrik pakan, perusahaan pembibitan,
industri obat hewan dan peralatan peternakan tumbuh dan meramaikan kebangkitan
perunggasan di Indonesia.
Setelah industri perunggasan kian berkembang dan
memiliki potensi bagi negeri, maka berapa orang dengan kepedulian tinggi
berkumpul dan menyatukan visi yang konstruktif untuk membentuk Gabungan
Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) pada tanggal 30 Oktober 1976 di Jakarta.
Bebagai inovasi-pun mulai dilahirkan, dan salah satu kegiatannya adalah mencari
jalan keluar bagi tersedianya jagung dengan harga wajar yang dilakukan sekitar
tahun 1979. Seiring dengan berjalannya waktu, formasi kepengurusan GPMT berubah secara dinamis menyesuaikan
periodisasi aturan main dalam AD/ART. Pada Kongres GPMT yang ke XIII tanggal 19-21 Mei 2016 di Ciawi, Bogor, telah diterbitkan buku memoar yang
mengandung kisah perjuangan dalam mengiringi perkembangan industri pakan di
Indonesia.
GPMT bukan hanya sebatas nama besar dalam industri
peternakan di Indonesia, namun juga hadir dengan berbagai sumbangsih-nya
terhadap persoalan yang ada. Beberapa bukti nyata kiprah GPMT adalah dengan
terbentuknya Tim Kampanye Gizi oleh GPMT sejak tahun 1989 silam. Bahkan, pada
tahun 1984 GPMT telah ikut serta mencari jalan keluar dari masalah bungkil
kedelai yang dihadapi Indonesia. GPMT juga aktif dalam menggelar berbagai acara
seperti Festival Ayam danTelur (FAT) pada Oktober 2011, melakukan bakti sosial
terhadap korban bencana alam, hingga perjuangan menambah daftar bahan pakan
yang dibebaskan dan pengenaan PPN (PMK 267 th 2015). GPMT juga telah berperan
dalam mengawal ketersediaan bahan pakan, dengan cara penawaran solusi, diskusi
hingga diplomasi.
Tantangan dalam dunia peternakan tanah air akan selalu
muncul, namun GPMT akan senantiasa hadir dalam memberikan solusi yang benar dan
tepat. Karena GPMT dilahirkan dan besar atas dasar pengabdian demi terciptanya
peternakan Indonesia yang berkualitas dan berdikari.
Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) yang dalam bahasa Inggrisnya adalah Indonesian Feedmills Association (IFMA) memiliki peran vital dalam industri peternakan Indonesia, khususnya berkenaan dengan sektor pakan. GPMT yang lahir dari niat mulia demi kemajuan induistri pakan, kini menjelma sebagai assosiasi yang memberi andil besar bagi para pelaku industri, masyarakat, bahkan pemerintah dalam upaya menciptakan iklim peternakan yang baik, terutama pada ketersediaan pakan. GPMT secara konsisten hadir memberi solusi pada problematik peternakan Indonesia.
Industri pakan di Indonesia sudah ada sekitar tahun 1950-an. Namun baru pada tahun 1950-1961, industri peternakan ayam ras mulai diperkenalkan. Pada masa itu mulai bermunculan kegiatan industri pakan dengan bertumpu pada ilmu nutrisi dan ilmu makanan ternak. Dengan meluasnya budi daya ayam ras membuat kalangan pengusaha kecil industri perunggasan - khususnya pembibitan dan pakan - mulai menambah kapasitas produksi. Pada tahap ini industri sarana produksi peternakan seperti pabrik pakan, perusahaan pembibitan, industri obat hewan dan peralatan peternakan tumbuh dan meramaikan kebangkitan perunggasan di Indonesia.
Setelah industri perunggasan kian berkembang dan memiliki potensi bagi negeri, maka berapa orang dengan kepedulian tinggi berkumpul dan menyatukan visi yang konstruktif untuk membentuk Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) pada tanggal 30 Oktober 1976 di Jakarta. Bebagai inovasi-pun mulai dilahirkan, dan salah satu kegiatannya adalah mencari jalan keluar bagi tersedianya jagung dengan harga wajar yang dilakukan sekitar tahun 1979. Seiring dengan berjalannya waktu, formasi kepengurusan GPMT berubah secara dinamis menyesuaikan periodisasi aturan main dalam AD/ART. Pada Kongres GPMT yang ke XIII tanggal 19-21 Mei 2016 di Ciawi, Bogor, telah diterbitkan buku memoar yang mengandung kisah perjuangan dalam mengiringi perkembangan industri pakan di Indonesia.
GPMT bukan hanya sebatas nama besar dalam industri peternakan di Indonesia, namun juga hadir dengan berbagai sumbangsih-nya terhadap persoalan yang ada. Beberapa bukti nyata kiprah GPMT adalah dengan terbentuknya Tim Kampanye Gizi oleh GPMT sejak tahun 1989 silam. Bahkan, pada tahun 1984 GPMT telah ikut serta mencari jalan keluar dari masalah bungkil kedelai yang dihadapi Indonesia. GPMT juga aktif dalam menggelar berbagai acara seperti Festival Ayam danTelur (FAT) pada Oktober 2011, melakukan bakti sosial terhadap korban bencana alam, hingga perjuangan menambah daftar bahan pakan yang dibebaskan dan pengenaan PPN (PMK 267 th 2015). GPMT juga telah berperan dalam mengawal ketersediaan bahan pakan, dengan cara penawaran solusi, diskusi hingga diplomasi.
Tantangan dalam dunia peternakan tanah air akan selalu muncul, namun GPMT akan senantiasa hadir dalam memberikan solusi yang benar dan tepat. Karena GPMT dilahirkan dan besar atas dasar pengabdian demi terciptanya peternakan Indonesia yang berkualitas dan berdikari.
GPMT Visi & Misi
Gabungan Perusahaan Makanan Ternak atau yang lebih dikenal dengan sebutan GPMT, adalah asosiasi nirlaba yang merupakan salah satu pilar utama industri peternakan dan perikanan di Indonesia. Didirikan sejak awal tahun 1970-an, kini GPMT telah memiliki anggota sebanyak 96 unit produksi pakan yang tersebar di Sumatera Utara, Padang, lampung, Tanggerang, DKI Jakarta, jawa Barat, jawa Tengah, Jawa Timur, kalimantan Selatan serta Sulawesi Selatan. Kapasitas terpasang dari pabrik pakan ternak saat ini telah mencapai lebih dari 29,7 juta ton per tahun.
Visi GPMT
“berperan aktif melalui industri pakan dalam mewujudkan Perekonomian Nasional dan kualitas bangsa yang tangguh.”
Misi GPMT
“Meningkatkan kemampuan kerja organisasi dengan lebih mandiri dan profesional guna menunjang aktifitas dan kepentingan anggotanya melalui kerjasama dengan stakeholder Industri Perunggasan dan Perikanan.”
Address
Perumahan Taman Laguna, Ruko No. 112
Jl. Alternatif Cibubur
Bekasi 17435