Senin, 26 Juni 2023

GPMT: Industri pakan ternak perlu subsitusi alternatif bahan baku


KONTAN.CO.ID - 
JAKARTA. Puncak kemarau sebagai dampak dari El Nino bakal terjadi pada September, Oktober, dan November. Dampak dari El Nino salah satunya adalah kenaikan harga bahan pakan ternak seperti jagung, yang akan mengakibatkan naiknya harga produk perunggasan.

Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Timbul Sihombing mengatakan, industri pakan ternak memerlukan terobosan dan inovasi untuk mengatasi lonjakan harga jagung sebagai dampak dari El Nino. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sumber bahan baku alternatif.

“Dua bulan lalu kami dari asosiasi diundang oleh Pemerintah Korea untuk hadir di sana. Mereka memperkenalkan produk lalat hitam sebagai bahan baku pakan ternak. Di sana sudah menjadi industri, bayangkan lalat yang kecil-kecil itu sudah diproduksi ton-tonan dan mereka sudah punya asosiasi,” kata Timbul dalam keterangan resmi, Selasa (20/6).

Timbul menerangkan, substitusi bahan pakan ternak seperti nasi pecah, mie pecah dan biskuit pecah. Kata Timbul, industri pakan ternak sudah mulai mencari substitusi bahan baku pakan karena harga jagung pada triwulan pertama 2023 mulai naik.

Menurut Timbul, jagung masih menjadi bahan utama pakan ternak yaitu sekitar 40% - 50%. Kenaikan harga jagung tentu akan membuat biaya produksi pakan ternak ikut melonjak. Apalagi, pemerintah sudah melarang impor jagung sejak 2016 lalu. Faktor itulah yang membuat industri pakan ternak mulai mencari alternatif bahan baku pakan.

Sumber : Kontan

Kamis, 27 April 2023

Kementerian Pertanian Korea Selatan Sambut Delegasi GPMT di Pameran Perdagangan Buy Korean Food (BKF) 2023


GPMT kembali diundang menghadiri pameran perdagangan Buy Korean Food (BKF) 2023 yang digelar di AT Center (27, Gangnam-daero, Seocho-gu, Seoul, Republic of Korea) 19-21 April 2023. Acara yang diorganize oleh AT Korea Agro-Fisheries and Food Trade Corporation serta Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs sebagai host ini merupakan pameran perdagangan produk-produk pertanian dan perikanan Korea. Tidak kurang dari 200 perusahaan produk pangan dan agrikultur turut berpartisipasi dalam acara ini.
Delegasi GPMT yang diwakili oleh Ketua GPMT Bapak Timbul Sihombing dan Bapak Deny Mulyono serta Bendahara GPMT Bapak Jani Sunarko berkesempatan bertemu dengan para pelaku industri pangan serta bahan baku pakan Korea serta menjelaskan tentang industri pakan di Indonesia.
Ini merupakan kali ke-3 GPMT diundang oleh Korea Feed Ingredients Association (KFIA). Pada kesempatan kali ini, Delegasi GPMT mendapat kehormatan dapat melakukan audiensi khusus dengan Kementerian Pertanian Korea Selatan dan Ketua KFIA saat jamuan makan malam.

Jumat, 03 Maret 2023

USSEC dan GPMT menggelar acara Indonesia Shrimp Retreat 2023 di Yogyakarta







AQUAINDONESIA, Yogyakarta –

Perkembangan industri udang di tanah air maupun skala global selalu menarik untuk dibahas. Denny Mulyono selaku Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dalam sambutannya mengatakan bahwa industri bahan baku, pakan atau apapun itu di industri udang akan tumbuh jika semua pihak tahu pasar udang arahnya akan ke mana. Oleh sebab itu, dalam acara Indonesia Shrimp Retreat 2023 tidak hanya akan bicara masalah pakan tetapi lebih banyak mengenai masalah pasar (market).

“Berahap semua stakeholders dari hatchery, pembudidaya, processor, pakan, kita tahu pasarnya seperti apa, apa yang diperlukan atau yang diminta sehingga kita bisa membuka market untuk udang seluas-luasnya sehingga kita semua bisa berbisnis dengan baik, sustainable, dan kita tumbuh bareng-bareng,” kata Denny.

Dalam acara yang digelar di Yogyakarta selama dua hari, Kamis-Jumat (2-3/3/2023) tersebut, Pamudi, Technical Consultant Aquaculture USSEC menegaskan, acara Indonesia Shrimp Retreat 2023 merupakan new branding (nama baru) untuk Outlook Udang Indonesia. Menurutnya, USSEC akan berusaha mengakomodasi apa yang dibutuhkan oleh industri udang di tanah air.

“Kita selalu bekerja sama dengan GPMT dan SCI. Kita akan dukung industri ini untuk terus tumbuh dan berkelanjutan,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) Harris Muhtadi berujar, SCI sangat mendukung acara tersebut dalam konteks downstream dan upstream. SCI sebagai hulu dari kegiatan industri udang di Indonesia harus mulai berpikir tentang market oriented bukan hanya product oriented.

“Kita tahu pertempuran di pasar internasional bukan hanya komoditi tapi juga membranding udang Indonesia dengan positioning yang khas, tanpa itu kita akan digilas oleh Ekuador, India, Vietnam, dan sebagainya,” ujarnya.

Menurut Harris, ketika industri udang Indonesia berorientasi di produksi maka harus ada shifting, bukan hanya product oriented tetapi juga marketing oriented dengan rebranding, reorientasi, narasi, dan juga cara memberi masa depan terhadap udang Indonesia bukan hanya commodity tetapi juga speciality.

“Itu adalah arah yang akan kita tuju bekerja sama dengan USSEC dan GPMT. Semoga acara ini bermanfaat,” tutupnya.

Sumber : https://www.aquaindonesia.id/indonesia-shrimp-retreat-2023-digelar-di-yogyakarta/