Outlook 2016, Pakan Ternak Surplus, Spekulatif Buy Saham CPIN
INILAHCOM, Jakarta Rencana pemerintah untuk menentukan batas
atas dan bawah harga Day Old Chicken (DOC) dinilai jadi katalis positif
bagi emiten pakan ternak yang sedang oversupply. Speculaitve buy saham
CPIN.
Viviet S Putri, analis AMCapital Securities
mengatakan, pemerintah berencana untuk menentukan harga Day Old Chicken
(DOC). "Ini jadi kabar gembira bagi emiten pakan ternak. Hanya saja,
sentimen positif ini bukan untuk jangka pendek, tapi untuk jangka
panjang," katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Minggu (27/12/2015).
Ke
depannya, Viviet menilai rencana tersebut bagus untuk pengusaha
peternakan ayam dan emiten pakan ternak. "Sebab, selama ini, belum ada
patokan harga DOC sehingga pada saat jumlah anak ayam oversupply,
harganya hancur-hancuran," ujarnya.
Peternak, lanjut dia, kadang
menghancurkan sebagian DOC karena oversupply dan tidak terserap pasar
yang brakibat pada murahnya harga. "Kemungkinan, nantinya akan ada batas
atas dan batas bawah untuk harga DOC tersebut sehingga fluktuasi harga
tidak terlalu tajam," papar dia.
Sejauh ini, tingkat kecukupan
perdagangan ayam kurang dikontrol atau disurvei oleh pemerintah secara
periodik. Pemerintah sendiri kadang merasa kurang dan kadang merasa
berlebih sehingga harus impor seperti yang terjadi pada daging sapi.
Viviet
mencontohkan, harga jual DOC Rp5.000 per ekor. Tapi, pada saat pasar
tidak bisa menyerap, peternak tidak mau beli DOC dari emiten pembibit
sekaligus perusahaan pakan ternak itu. "Inilah yang membuat emiten,
memusnahkan sebagian DOC-nya untuk mengurangi oversupply," tandas dia.
Di
sisi lain, akibat elnino, harga pakan ternak sangat tinggi. Pada saat
yang sama, peternak ogah rugi karena untuk menghasilkan satu ayang
potong, ongkos pakan dan harga DOC sangat tinggi. Kondisi ini membuat
peternak menghentikan pembelian DOC plus pakannya sewaktu-waktu.
Setelah
pemerintah menentukan batas bawah dan batas atas DOC, diharapkan
pemerintah juga bersedia menyediakan cool storage (penyimpanan ayam
beku). "Cool storage diperlukan untuk membekukan daging ayam saat
terjadi oversupply yang tidak diserap di pasar untuk industri ayam milik
BUMN. Saat suplai di pasar kurang, yang di storage dikeluarkan," papar
dia.
Di Indonesia, kata dia, pakan ternak mulai bibit, hingga
pembesaran dan pengolahan dilakukan secara terpisah. Beda dengan di luar
negeri yang sudah menjadi satu kesatuan dari hulu hingga hilir.
"Emiten
pakan ternak kemungkinan senang dengan rencana pemerintah ini karena
perseroan tidak lagi volatile dalam menentukan harga," kata dia
menegaskan.
Di atas semua itu, untuk saham-saham industri pakan
ternak, Viviet hanya merekomendasikan saham PT Charoen Pokphand
Indonesia (CPIN). "Itu pun hanya saya sarankan untuk speculative
buying," tuturnya.
Sebab, permintaan CPIN sedang turun dan emiten
sendiri saat ini sedang mengalami oversupply dari produksinya. "Karena
spekulatif, saya tidak bisa menentukan target harga sahamnya di angka
berapa," ucapnya.
Saat oversupply, pemerintah diharapkan bisa
mengeskpornya. Sebab, sekarang di dalam negeri, kebutuhan ayam potong
sebanyak 42 juta ekor per pekan. Kenyataannya, sekarang sudah ada supply
sebanyak 60 juta ekor per pekan. Artinya, sudah oversupply sebesar 18
juta ekor per pekan.
"Dengan surplus tersebut, seharusnya bisa
diekspor jika tersedia cool storage. Jika tidak, harus dimusnahkan
sebesar 18 juta ekor agar harga tidak jatuh," imbuhnya.
Sumber : inilah.com