Kementerian Pertanian (Kementan) akan merevisi roadmap swasembada pangan

Senin, 03/09/2012 | 12:07 WIB
Sulit tercapai karena banyak lahan yang mengalami alih fungsi

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) akan merevisi roadmap swasembada pangan. Menurut Menteri Pertanian Suswono, target swasembada pangan pemerintah sulit tercapai.
"Saya melihat kondisi sekarang, target roadmap awal terlalu tinggi. Dengan lahan yang belum dapat, jadi berat," ungkap Suswono, Sabtu (1/9). Namun, ia belum bisa menyampaikan angka revisi swasembada pangan karena masih digodok.


Adapun roadmap awal yang menargetkan swasembada pangan dicapai tahun 2014 adalah:
•    Gula            : 3,1 juta ton
•    Kedelai        : 2,7 juta ton
•    Jagung        : 29 juta ton
•    Daging sapi  : 510.000 ton
•    Beras          : 81 juta ton gabah kering giling (GKG) atau 45 juta ton beras.

Untuk beras, apabila target di atas tercapai dan konsumsi hanya sebesar 34,9 juta ton, maka Indonesia akan surplus beras sebesar 10,1 juta ton. Namun, Suswono mengakui mewujudkan swasembada pangan ini tidak mudah. Pasalnya masih ada sejumlah permasalahan dalam pembangunan sektor pertanian.

Permasalahan itu meliputi konversi lahan, kepemilikan lahan yang sempit, sulitnya akses petani ke lahan terlantar, masih menggunakan alat/teknologi tradisional, industri yang belum berkembang dan lemahnya kelembagaan petani.

Di antara semua kendala tersebut, Suswono mengatakan kendala utama swasembada pangan adalah lahan. "Sejak saya menjabat sebagai menteri pertanian dukungan lahan telah diungkapkan, hingga kini belum juga terealisasi," kata Suswono.

Hingga kini, kata dia, yang baru merespon untuk lahan adalah Kementerian Kehutanan. Sedikitnya 300 ribu hektare lahan kelolaan Kementerian Kehutanan bakal diserahkan untuk lahan pertanian.

Suswono menyatakan kelima komoditas target swasembada tangan membutuhkan penambahan luas areal lahan untuk meningkatkan produksi. Ia mencontohkan kedelai, yang luas areal lahannya saat ini sebesar 700.000 hektare (ha). Jika ingin mencapai swasembada pangan kedelai, maka perlu tambahan lahan 2 juta ton lagi.

Sebab, dengan lahan yang ada, produksi kedelai nasional hanya mampu sebesar 779.000 ton. "Padahal kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,2 juta ton," papar Suswono dilansir kontan.
Lalu, untuk swasembada gula, Suswono menghitung kebutuhan luas areal tanaman tebu harus mencapai 350.000 ha.

Banyak yang Alih Fungsi
Dihubungi secara terpisah, Ketua Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan, perlu peraturan untuk meredam alih fungsi lahan pertanian. Ia menceritakan lahan produktif di Jawa yang kian menyusut. Sekarang ini luasnya sekitar 3,5 juta ha karena berkurang 600.000 ha dibandingkan tahun lalu.

"Di Jawa, alih fungsi lahan paling banyak terjadi di Jawa Barat. Kebanyakan alih fungsi lahan pertanian ini digunakan untuk perumahan," kata Winarno.

Sepakat dengan Mentan, Winarno juga berpikir swasembada pangan pada 2014 sulit tercapai. Misalnya untuk kedelai karena petani yang menanam kedelai semakin berkurang. Selain itu, lahan tanaman kedelai terus menyusut, permodalan terbatas, dan tidak ada jaminan harga dari pemerintah.

Menurut Winarno, target maksimal yang akan dicapai oleh pemerintah pada tahun 2014 adalah mengurangi ketergantungan impor dari yang sekarang 70% menjadi 30%.

Ia menghitung, tahun lalu produksi kedelai berjumlah 851.000 ton dan impor sebesar 1,9 juta ton. Jika ingin swasembada pangan pada 2014, maka produksi kedelai harus naik rata-rata 620.000 ton atau 20.05% tiap tahun.

"Ini sulit untuk dicapai karena swasembada pangan tinggal 2,5 tahun lagi," kata Winarno. Untuk itu, pemerintah harus melakukan kajian ulang evaluasi untuk menentukan target swasembada pangan. Menurutnya target swasembada pangan harus diselaraskan dengan kondisi dan realitas di lapangan. ktn

Sumber : surabayapost.co.id