Laporan Bank Dunia menyebutkan, dari Juni sampai Juli, harga jagung dan terigu naik 25%, dan harga kedelai naik 17%



03/09/2012 07:58
Liputan6.com, Jakarta: Harga pangan dunia naik 10 persen sepanjang Juli 2012 karena kekeringan yang terjadi di AS dan Eropa Timur. Bank Dunia meminta negara-negara di dunia untuk membuat program perlindungan menghadapi kelaparan.

Laporan Bank Dunia menyebutkan, dari Juni sampai Juli, harga jagung dan terigu naik 25 persen, dan harga kedelai naik 17%. Hanya harga beras yang turun 4 persen Secara keseluruhan, dari indeks harga pangan Bank Dunia, harga pangan dunia di Juli 2012 naik 6 persen dibandingkan Juli 2011.


Harga kedelai berjangka tembus rekor tertinggi 17,78 dolar AS per bushel pada perdagangan kemarin. Sementara harga berjangka jagung mendekati rekor tertinggi 8,49 dolar AS awal bulan ini."Kita tidak bisa membiarkan harga pangan naik tinggi seperti saat ini. Karena akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, seperti anak-anak yang terpaksa keluar dari sekolahnya, serta makin minimnya nutrisi yang dikonsumsi anak-anak karena mahalnya harga pangan," ujar Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dikutip dari Reuters, Jumat (31/8).


Bank Dunia meminta negara-negara untuk memperketat program mereka mengamankan pangan. "Afrika dan Timur Tengah cukup rentan menghadapi kenaikan harga pangan ini," kata Kim.Sementara kekeringan parah di AS telah membuat lahan jagung dan kedelai berkurang tajam. Sementara Musim panas di Rusia, Ukraina, dan Kazakhstan membuat produksi tepung menurun.Secara terpisah, para menteri keuangan dari 21 negara anggota APEC berkomitmen untuk memberantas kebijakan penahanan ekspor pangan sebagai respons untuk menahan kenaikan harga. (http://www.vibiznews.com/ARI)
Sumber : liputan6.com