Spekulan Mainkan Harga Sembako, Hatta Minta Bulog Segera Impor dan Operasi Pasar

Padang Ekspres • Jumat, 12/07/2013 10:49 WIB • Redaksi • 90 klik
Pedagang Sembako di Pasar Raya Padang
Jakarta, Padek—Lonjakan harga sem­bilan bahan pokok (sembako) semakin tidak terkendali. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mencurigai adanya ulah spekulan menim­bun pasokan untuk memainkan harga.

Hatta menjelaskan lonjakan harga yang terjadi saat ini, di luar perhitungan pemerintah. Berdasarkan koordinasi yang dilakukan dengan pengu­saha dan asosiasi di bidang pangan, pasokan dinyatakan aman untuk menghadapi lon­ja­kan permintaan bulan Ra­madhan dan Lebaran. Kecuali komoditas cabai dan bawang yang memang mengalami ken­dala penurunan produksi.

“Tapi pada kenyataannya, saat ini harga bahan pokok melonjak tinggi. Untuk itu, kami meminta Menteri Pertanian dan Menteri Per­dagangan mencermati adanya permainan spekulan dalam meman­faat­kan situsasi ini,” kata Hatta Rajasa saat ditemui di kantor­nya kemarin. Jika tidak segera disikapi, dia khawatir inflasi meningkat pada Juli ini.

Hatta juga telah meminta Kementerian Pertanian, Per­dagangan, dan Perum Bulog untuk mengintervensi pasar dan menjamin ketersediaan ba­rang sepanjang Ramadhan dan Le­baran.

Diharapkan dengan adanya intervensi tersebut harga kem­bali stabil. Bentuk intervensi itu melalui pembukaan keran im­por dan operasi pasar. “Teruta­ma untuk daging yang sejak sembilan bulan harganya belum turun. Bulog yang diberi izin impor harus segera merealisasi­kannya,” ucap Hatta.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan justru membantah asumsi kenaikan harga disebab­kan ulah spekulan. Dalam pan­tauan­nya, dia mengklaim tidak ada penimbunan dalam skala besar. “Tingginya harga komo­ditas murni akibat ketidak­seim­bangan pasokan dan lonjakan permintaan Puasa,” tegasnya.

Menyikapi itu, dalam jangka pendek pemerintah telah me­mutuskan membuka keran im­por bawang merah, cabai, dan daging sapi. Komoditas tersebut mengalami lonjakan harga te­r­tinggi. Pada Juli ini Kemendag telah mengeluarkan izin impor 10 ribu ton cabai dan 16 ribu ton bawang merah. Sedangkan un­tuk sapi diberi kuota 3 ribu ton kepada Bulog.

“Mestinya cabai dan bawang merah impor sudah mulai ma­suk ke pasar minggu ini. Dan diharapkan minggu depan harga sudah mulai turun dan stabil,” katanya. Untuk memastikan dan memantau komoditas yang di­im­por, dia berencana akan me­manggil para importir. Jika di antara mereka ada sengaja me­nun­da importasi, Gita berjanji menindak tegas. Begitu pula pada importir daging dan pe­ngusaha penggemukan daging.

“Hari ini (11/7) dan besok (18/7) akan saya panggil mereka. Saya ingin melihat seperti apa posisinya. Jika ada tidak men­dukung upaya pemerintah men­stabilkan harga, maka akan kami tindak,” terangnya.

Tindakan itu bisa berupa pencabutan kuota, pencabutan perizinan impor pada periode berikutnya, bahkan pencabutan sebagai importir terdaftar.

Ketua Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Dadi Sudiana menyatakan, selain gara-gara kenaikan BBM, harga cabai melonjak karena pasokan turun signifikan. Berdasar catatan AACI, pasokan cabai di pasar se­kitar 50 ribu ton. Angka ideal­nya, pasokan cabai sekitar 100 ri­bu ton. Sedangkan pasokan ideal menjelang Ramadhan dan Le­baran seharusnya 120 ribu ton.

“Kurangnya pasokan itu disebabkan gagal panen akibat mu­sim hujan yang masih ber­lang­sung hingga saat ini. Ak­hir­nya, petani mengalami pat­hek (komoditi membusuk). Sehing­ga, pasokan berkurang drastis dan harga pun naik,” terangnya. Untuk itu, pihaknya mengimbau pemerintah dapat memasok cabai impor secepatnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pusat Informasi Pasar (Pinsar) Unggas Nasional, Hartono me­ngakui harga daging dan telur ayam terus melonjak. Ketidak­stabilan nilai tukar rupiah ikut mengatrol harga bahan baku pakan ternak. Seperti diketahui, 70 persen bahan baku pakan ternak seperti bungkil kedelai dan jagung diperoleh dari impor.

Untuk bawang merah, Menteri Pertanian Suswono menjelaskan, lonjakan harga terjadi karena pasokan seret akibat mundurnya masa panen. Sesuai siklus tanam, semestinya bawang merah masuk masa panen raya pada Juni dan Juli. Tapi, musim panen raya tahun ini diperkirakan masuk pada Agustus nanti.

Sumber : Padang Ekspres