Pebisnis Terigu Sasar Industri Pakan Ternak
JAKARTA. Pengenaan bea masuk tindakan pengamanan sementara (BMTPS) bagi
terigu impor, khususnya dari Turki membawa berkah bagi pebisnis terigu
domestik. Pebisnis pakan ternak, khususnya untuk produk pakan ikan (aqua
feed) diprediksi bisa mengalihkan pasokan terigu impor ke produsen
lokal.
Asal tahu saja, pemerintah sudah menerapkan BMTPS bagi terigu impor,
terutama dari Turki lantaran terindikasi dumping sebesar 20% dari nilai
impor. Alhasil, produsen tepung terigu mulai menyasar ke pemain pakan
ternak yang memakai terigu sebagai salah satu bahan baku pakan ternak,
terutama pakan ikan.
Franciscus Welirang, Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu
Indonesia (Aptindo) bilang, pengenaan BMTPS tersebut membuka peluang
bagi produsen terigu domestik untuk memperluas pasar terigu ke sektor
industri perikanan. "Memang ada spesifikasi tertentu bagi terigu bisa
menjadi salah satu bahan baku pakan ternak terutama aqua feed," kata
Franky, sapaan akrabnya pekan lalu.
Namun ia yakin, pebisnis terigu domestik siap memenuhi kebutuan
industri pakan ternak domestik. Selama ini, industri besar penyerap
terigu buatan dalam negeri baru dari sektor industri makanan dengan
kontribusi sekitar 30% dari total konsumsi terigu domestik. Adapun
konsumsi terigu di pasar dalam negeri selama 2012 diprediksi bisa naik
7% dari konsumsi terigu tahun lalu yang sebesar 5,06 juta ton.
Sementara itu, kebutuhan terigu untuk indutri pakan ternak perikanan
sendiri rata-rata mencapai 100.000 ton per tahun. Berarti, untuk tahun
ini bakal ada tambahan permintaan terigu dari industri ini. "Berarti,
pangsa pasar industri pakan bisa sekitar 2% dari kebutuhan terigu
nasional," katanya.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman siap menyerap
terigu lokal bila kalangan industri terigu domestik siap memenuhi
kebutuhan industri pakan nasional. Apalagi mengalihkan pasokan ke terigu
lokal lebih menguntungkan dari sisi biaya transportasi. "Sebelumnya
kami impor dari Turki dan Srilangka. Dengan ada pasokan lokal tentu kami
siap menyerap," ujarnya.
Tak hanya industri pakan ternak, permintaan terigu dari industri
makanan untuk tahun ini bisa membumbung. Adhi S Lukman, Ketua Gabungan
Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) bilang permintaan
makanan dari produk turunan terigu semacam mie instan dan biskuit tidak
hanya tumbuh di pasar domestik tapi juga di pasar ekspor.
Menurutnya, ekspor produk turunan terigu dari Januari - Oktober 2012
tumbuh 3,9% menjadi US$ 335,4 juta dari ekspor di periode yang sama
2011.
Dari data Aptindo, total kapasitas giling terigu domestik saat ini
mencapai 8,06 juta ton per tahun dari 21 pabrik terigu yang ada.
Kapasitas giling ini akan bertambah 2,27 juta ton per tahun dalam tiga
tahun ke depan lantaran ada rencana pendirian delapan pabrik
penggilingan terigu baru.
Sumber : Ditjen Agro