Jumat, 03 Maret 2023

USSEC dan GPMT menggelar acara Indonesia Shrimp Retreat 2023 di Yogyakarta







AQUAINDONESIA, Yogyakarta –

Perkembangan industri udang di tanah air maupun skala global selalu menarik untuk dibahas. Denny Mulyono selaku Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dalam sambutannya mengatakan bahwa industri bahan baku, pakan atau apapun itu di industri udang akan tumbuh jika semua pihak tahu pasar udang arahnya akan ke mana. Oleh sebab itu, dalam acara Indonesia Shrimp Retreat 2023 tidak hanya akan bicara masalah pakan tetapi lebih banyak mengenai masalah pasar (market).

“Berahap semua stakeholders dari hatchery, pembudidaya, processor, pakan, kita tahu pasarnya seperti apa, apa yang diperlukan atau yang diminta sehingga kita bisa membuka market untuk udang seluas-luasnya sehingga kita semua bisa berbisnis dengan baik, sustainable, dan kita tumbuh bareng-bareng,” kata Denny.

Dalam acara yang digelar di Yogyakarta selama dua hari, Kamis-Jumat (2-3/3/2023) tersebut, Pamudi, Technical Consultant Aquaculture USSEC menegaskan, acara Indonesia Shrimp Retreat 2023 merupakan new branding (nama baru) untuk Outlook Udang Indonesia. Menurutnya, USSEC akan berusaha mengakomodasi apa yang dibutuhkan oleh industri udang di tanah air.

“Kita selalu bekerja sama dengan GPMT dan SCI. Kita akan dukung industri ini untuk terus tumbuh dan berkelanjutan,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) Harris Muhtadi berujar, SCI sangat mendukung acara tersebut dalam konteks downstream dan upstream. SCI sebagai hulu dari kegiatan industri udang di Indonesia harus mulai berpikir tentang market oriented bukan hanya product oriented.

“Kita tahu pertempuran di pasar internasional bukan hanya komoditi tapi juga membranding udang Indonesia dengan positioning yang khas, tanpa itu kita akan digilas oleh Ekuador, India, Vietnam, dan sebagainya,” ujarnya.

Menurut Harris, ketika industri udang Indonesia berorientasi di produksi maka harus ada shifting, bukan hanya product oriented tetapi juga marketing oriented dengan rebranding, reorientasi, narasi, dan juga cara memberi masa depan terhadap udang Indonesia bukan hanya commodity tetapi juga speciality.

“Itu adalah arah yang akan kita tuju bekerja sama dengan USSEC dan GPMT. Semoga acara ini bermanfaat,” tutupnya.

Sumber : https://www.aquaindonesia.id/indonesia-shrimp-retreat-2023-digelar-di-yogyakarta/

Senin, 06 Februari 2023

GPMT bersama USSEC menggelar workshop dengan tema “Budidaya Perikanan pada Sungai dan Waduk yang Berkelanjutan”



Waduk Lestari, Pembudidaya Jaya.
Bertempat di Holiday Inn Pasteur, Bandung, GPMT bersama USSEC serta didukung hampir seluruh perusahaan produsen pakan akua menggelar workshop dengan tema “Budidaya Perikanan pada Sungai dan Waduk yang Berkelanjutan” pada 2 Februari 2023 kemarin. Dibuka secara resmi oleh Asisten Deputi II Bidang Koordinasi Sumberdaya Maritim Kemenkomarves, Bapak Rahmat Mulianda, S.Pi, M. Mar. Workshop dihadiri berbagai stakeholder budidaya mulai dari pembudidaya ikan di Jatiluhur dan Cirata, akademisi, pemerintahan, serta perusahaan pakan.
Ketua GPMT, Bapak Deny Mulyono menyampaikan, menjaga kelestarian waduk dan serta perairan umum darat lainnya adalah tanggung jawab bersama. Apalagi menurut Beliau, bagi pembudidaya ikan, kualitas air adalah sumber utama kesuksesan budidaya. “GPMT sebagai mitra pembudidaya sangat mendukung upaya pelestarian waduk. Salah satunya dengan mengatasi masalah utama di waduk yaitu eceng gondok. Kita sangat menghargai upaya pembudidaya ikan di waduk selama ini, dan dengan program mengembangkan musuh biologis eceng gondok kami harap dapat membantu mempercepat proses pembersihan eceng gondok secara bertahap,” ujar Beliau saat memberikan sambutan.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Perbenihan Nono Hartanto mewakili Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP untuk memberikan keynote speech serta dihadiri pula oleh Ketua Umum GPMT, Bapak Desianto B. Utomo. Adapun para pembicara dalam workshop tersebut diantaranya, Dekan Fakultas Perikanan Universitas Padjajaran Dr. Sc Agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si, Ketua Departemen Manajamen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan IPB University Prof. Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil, Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University Prof. Dr. Ir. Manuntun Parulian Hutagaol, MS, Bapak Pamudi dari USSEC dan dimoderatori oleh Bapak Anang Hermanta.

Sumber : https://www.instagram.com/p/CoT74iAhR0n/?utm_source=ig_web_copy_link
+5

Senin, 09 Januari 2023

Optimalisasi Bahan Baku Lokal Menekan Biaya Produksi


Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong optimalisasi bahan baku pakan ikan lokal. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya produksi yang berdampak pada kestabilan harga pakan ikan dan udang.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan bahwa 80 hingga 85 persen komponen biaya produksi pakan berasal dari bahan baku, sehingga ketersediaan dan harga bahan baku menjadi elemen krusial dalam penentuan harga pakan.

“Ketersediaan bahan baku bagi industri pakan, terutama sumber protein harus tersedia secara kontinyu dalam kualitas dan kuantitas yang pasti. Bahkan kami mendapat laporan bahwa untuk pabrik pakan komersil, stok bahan baku harus tersedia paling tidak empat hingga enam bulan ke depan, sehingga kestabilan stok bahan baku menjadi penting” ujar Dirjen yang kerap disapa Tebe tersebut.

Tebe menambahkan, mengatasi hal tersebut, ketersediaan bahan baku lokal sebagai sumber protein dalam pembuatan pakan ikan menjadi salah satu tantangan yang coba dipecahkan oleh KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

“Selain mengurangi ketergantungan akan bahan baku pakan impor, ketersediaan bahan baku lokal juga mendukung program gerakan pakan ikan mandiri yang telah digaungkan oleh KKP sejak tahun 2015” papar Tebe.

Tebe juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan identifikasi dan pemetaan sumber bahan baku lokal dan pakan alami yang potensial, dan juga melakukan pengembangan percontohan di masyarakat yang bekerjasama dengan stakeholder di bidang pakan, baik dari kementerian, pemerintah daerah, asosiasi, akademisi, pihak swasta hingga pembudidaya dan penggiat pakan mandiri di masyarakat.

Menyambung apa yang dijelaskan oleh Tebe, Direktur Pakan dan Obat Ikan, Ujang Komarudin menyatakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meminimalisir impor bahan baku pakan ialah dengan mencari substitusi bahan baku yang diimpor melalui penyediaan dalam negeri.

Menurut Ujang banyak sumber bahan baku lokal yang diproduksi dalam negeri dan mampu menggantikan bahan baku impor, namun masih membutuhkan peningkatan kuantitas hingga mencapai skala industri, karena kebutuhan yang tinggi dari industri pakan.

“Bahan baku yang telah dikembangkan oleh KKP seperti indigofera dan spirulina perlu ditingkatkan kapasitasnya sebagai substitusi sumber protein nabati untuk menjamin ketersediaan bahan baku di dalam negeri. Selain itu, sebagai sumber bahan baku protein hewani juga sudah diinisiasi KKP melalui percontohan budidaya maggot di beberapa lokasi,” kata Ujang.

Ujang juga berkata bahwa untuk menumbuhkan skala usaha, KKP juga mendorong penggiat budidaya maggot untuk melakukan inisiasi kerjasama dengan pihak lain penghasil sampah organik seperti pemukiman, perhotelan, supermarket, industri pengolahan pangan untuk dapat menampung sampah organik tersebut, agar usaha produksi maggot dapat berkembang dan berkelanjutan. “Diperlukan keseriusan dan dukungan dari berbagai pihak seperti pemda, swasta hingga masyarakat untuk dapat memaksimalkan potensi industri bahan baku pakan di dalam negeri” jelas Ujang.

Sementara itu, Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Deny Mulyono menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam industri pakan ialah ketersediaan bahan baku pakan terutama sumber protein seperti minyak kedelai yang masih harus diimpor. Ia menekankan pentingnya pasokan bahan baku pakan lokal alternatif yang stabil dalam hal kualitas serta kontinuitas untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku pakan impor.

“Perusahaan pakan telah melakukan usaha untuk mencari substitusi bahan baku yang mengacu prinsip ketercernaan, kontinuitas stok dan kualitas bahan baku sesuai dengan riset yang telah dilakukan. Penggunaan bahan baku alternatif seperti bungkil kepala sawit dan bungkil kopra masih terbatas penggunaannya hanya sebagai substitusi, sedangkan tepung ikan lokal sudah cukup banyak digunakan namun masih membutuhkan sertifikasi untuk keberlanjutannya” terang Deny.

Selain itu, Deny juga menyoroti potensi bahan baku lokal seperti tepung larva BSF dan spirulina yang dapat menjadi substitusi sumber protein apabila ditingkatkan dari segi skala produksi dengan mengintegrasikan pemanfaatan limbah industri maupun limbah budidaya, sehingga bisa menekan cost produksi dan harganya bisa lebih terjangkau.

“Membutuhkan dukungan lintas sektor untuk mendorong kemajuan industri bahan baku pakan lokal, namun bukan tidak mungkin dilakukan dan dapat dimulai dengan melakukan upscale kepada produsen skala kecil yang telah memulai, sehingga perusahaan pakan dapat lebih banyak menggunakan bahan baku lokal, bahkan ke depan juga tidak menutup kemungkinan bisa menjadi salah satu komoditas ekspor” pungkas Deny.

Source : Neraca | by : owo Wed, 12/14/2022

Rabu, 25 Mei 2022

Halal Bi Halal Badan Pengurus dan Anggota GPMT (IFMA), 20 Mei 2022

Selamat pagi sahabat GPMT. Semoga kita semua selalu sehat dan bahagia sehingga kesuksesan dalam segala hal akan selalu menjadi tujuan positif kita.

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 20 Mei 2022, GPMT mengadakan Halal bi halal yang dihadiri oleh Badan Pengurus, anggota dan mantan pengurus GPMT dari beberapa periode.





















































































Senin, 21 Februari 2022

 

Badan Pengurus GPMT mengucapkan, Selamat dan Sukses atas dilantiknya Bapak Arief Prasetyo Adi sebagai Kepala Badan Pangan Nasional.
Selamat menjalankan tugas.




Kamis, 27 Januari 2022


Badan Pengurus GPMT mengucapkan Selamat dan Sukses atas dilantiknya Bapak drh. Agung Suganda, M.Si. sebagai Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI.

Selasa, 18 Januari 2022

PUTIH TELUR TERNYATA BISA MENYEMBUHKAN SAKIT ASAM LAMBUNG (SAKIT MAAG)




Selamat beraktifitas sahabat GPMT.Pasti sudah tahukan manfaat telur?
Tapi sudah tahu belum kalau Putih Telur ternyata bisa menyembuhkan sakit asam lambung?
Dan ternyata banyak manfaat lainnya juga. Yuk, kita simak sama-sama dalam video dibawah ini.

Rabu, 12 Januari 2022

Kebutuhan Pakan di Sumbar Capai 50 Juta Ton per Tahun


- Minggu, 9 Januari 2022 | 13:55 WIB
Ilustrasi jagung
Ilustrasi jagung

PADANG, HARIANHALUAN.COM - Terkait dengan pemenuhan kebutuhan pakan, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menyampaikan bahwa Pemprov mendukung penuh pemanfaatan lahan tidur, maupun pembukaan lahan baru hingga mencapai target seluas 1600 hektar, mengingat tingginya kebutuhan pakan ternak, terutama jagung.

"Kita mendukung penuh perluasan lahan untuk budidaya jagung, termasuk peningkatan produksinya. Ke depan kita akan gunakan bibit yang lebih unggul dan metode penanam yang lebih baik untuk mengejar produksi," tambahnya didampingi Kepala Dinas Peternakan, Erinaldi, turut menghadiri anniversary ke 26 Rajawali Group sekaligus gala launching Minang Agro Perdana di ZHM Premier Hotel.

Sementara dari segi pasar, menurut Mahyeldi, kebutuhan pakan bisa mencapai 50 juta ton per tahun. Demikian juga dengan masyarakat Sumatera Barat dimana 57% warga bergerak di sektor pertanian.

"57% persen warga bergerak di sektor pertanian, ini adalah perhatian utama Lagipula tujuan utama sektor peternakan dan pertanian kembali lagi adalah kesejahteraan petani," tegas gubernur yang juga alumni fakultas pertanian ini.

Sejalan dengan itu, Direksi Rajawali Group, H Yasril Islami menyampaikan bahwa Minang Agro Wisata bertujuan untuk memenuhi kebutuhan jagung sebagai pakan ternak yang mencapai hingga 600 ton setiap hari nya. Sebagai langkah awal perusahaan ini telah membuka 50 hektar lahan budidaya Jagung di Tiku, dengan target lahan mencapai 500 hektar di tahun 2025.

"Kita mendukung program pemerintah dalam memanfaatkan lahan tidur untuk budidaya jagung, karena dari perspektif swasta, kita juga memandang kebutuhan pakan yang tinggi sangat penting untuk dipenuhi," ujar Yasril

Disamping itu Bambang Sutrasno, GM Charoen Pokphand Indonesia Medan yang turut hadir juga menyampaikan dukungannya untuk turut serta mengembangkan peternakan di Sumbar.

"Pengembangan budidaya jagung sangat tepat mengingat Sumbar sebagai lumbung ayam petelur maupun ayam ternak, bahkan saat ini Sumbar menduduki peringkat kelima dari segi populasi ayam dengan 16 juta ekor. demikian juga sebagai penghasil telur di tingkat nasional," ungkap Bambang. (*)

 Sumber : harianhaluan


Senin, 10 Januari 2022

Tinjau Lahan Jagung dan Pabrik Pakan, SYL: Presiden Akan Kunjungi Sidrap

 

Tinjau Lahan Jagung dan Pabrik Pakan, SYL: Presiden Akan Kunjungi Sidrap
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat memantau pabrik pakan di Sidrap

SIDRAP,PAREPOS.CO.ID – Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan kunjungan kerja di Desa Mario, Kecamatan Kulo, Kabupaten Sidrap, Sabtu 8 Januari 2022. Dalam kunkernya tersebut, SYL didampingi Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Syaharuddin Alrif dan Sekretrais Daerah Kabupaten Sidrap, Sudirman Bungi.

Salah satu tujuan kunker mantan Gubernur Sulsel dua periode itu, dalam rangka persiapan kedatangan Presiden Jokowi di Kabupaten Sidrap. SYL yang tiba di Sidrap menggunakan helikopter ini langsung menuju lahan jagung seluas 400 hektare. Kemudian lanjut meninjau feed mill yang tidak jauh dari lokasi lahan jagung. “Hari ini, kami berada di Sidrap dalam rangka memastikan persiapan Presiden Jokowi yang kemungkinan akan ada peninjauan di sini,” kata Syahrul.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya intervensi dan support sistem kepada peternakan yang ada di indonesia. Salah satu yang rencananya ditinjau yakni peternakan ayam dan petelor serta pembibitan ayam yang terbesar di Kabupaten Sidrap. “Kita bawa Presiden ke Sidrap untuk melihat peternakan terbesar di Sidrap. Yang menghasilkan satu juta ekor ayam bahkan lebih,” tuturnya.

Selain itu, SYL juga ingin memperlihatkan bagaimana proses dan budidaya ayam dan telor di peternakan ini. “Beliau bisa lihat bagaimana proses telur, proses ayam, serta proses budidayanya,” katanya. Ia berharap, dalam proses peternakan ayam ini tidak ada yang terbuang. “Kita ingin tidak ada yang terbuang dalam proses peternakan ini. Kalau bisa kotoran ayam juga ada manfaatnya. Itu yang mau kita lihat,”tuturnya.

Ia juga ingin meningkatkan produksi pakan yang baik sehingga hulu-hilirnya terintegrasi. “Agar hulu-hilirnya dari budidaya pakan bisa baik. Bentuk-bentuk pemeliharaannya dengan teknologi yang baru,” sebutnya. Dikatakan, jika budidaya peternakannya sudah terintegrasi, bisa saja diolah menjadi sosis atau nugget. “Mudah-mudahan ada perintah Presiden. Yakni Ayamnya bisa diolah menjadi nugget atau sosis,” harapnya.(ami/B)

Sumber : parepos

Senin, 03 Januari 2022

Mentan SYL Ingatkan Tantangan Industri Peternakan 4.0

Syahrul pada acara peresmian Pabrik Pakan PT Cahaya Mario di Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu (29/12).

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengingatkan, industri peternakan memasuki era baru yaitu era industri 4.0 yang menggunakan lebih banyak teknologi. Tren industri 4.0 ini menuntut perubahan yang dilakukan setiap industri salah satunya bisnis peternakan.

"Kehadiran revolusi industri 4.0 pada sektor peternakan memiliki manfaat berupa perbaikan produktivitas, mendorong pertumbuhan pendapatan dan peningkatan kebutuhan tenaga terampil," ujar Syahrul di Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu (29/12).

Dia berharap, ke depannya lebih banyak lagi pabrik peternakan yang mulai mengembangkan industri 4.0 dari mulai hulu sampai hilirnya untuk  bersaing dengan negara maju.

"Ini bagus, saya berharap dijadikan sebagai super proiritas. Karena bangsa ini butuh kita dan dibutuhkan oleh bangsa luar, kenapa kita ambil dari bangsa lain padahal kita kuat dan punya segalanya," papar dia.

Dia menyampaikan, kunci dari kesuksesan dalam memasuki era revolusi industri 4.0 adalah pencapaian efisiensi dan produktivitas. Revolusi industri 4.0 ini akan lebih dahulu merambah bisnis perunggasan, utamanya bisnis pakan yang merupakan bagian dari bisnis perunggasan.

"Maka dari itu, industri pakan harus mampu dan siap menyesuaikan diri dengan kemajuan tersebut," kata Syahrul.

Berdasarkan survei Altech Global Feed Survey, selama tahun 2021 pertumbuhan produksi pakan secara global diperkirakan hanya sebesar 1%, dengan jumlah produksi mencapai 1.187,7 juta metrik ton.

Survei ini menunjukkan, pandemi COVID-19 telah mempengaruhi tingkat produksi pakan secara global. Selain itu, pandemi covid-19 juga ternyata mempengaruhi bisnis secara global dengan berkembangnya e-commerce, yaitu bisnis pakan melalui online.

Di sisi lain, Syahrul menyebutkan, situasi saat ini khususnya di Indonesia pakan merupakan komponen terbesar dalam usaha budidaya ternak, khususnya unggas. Ada sekitar 60-70 persen dari keseluruhan biaya produksi.

Contohnya, sepanjang tahun 2020 produksi pakan nasional mencapai 18,9 juta ton dan pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 19,8 juta ton atau diproyeksikan produksi pakan akan tumbuh 4,8 %. Dari jumlah 19,8 juta ton tersebut, sekitar 90% diserap oleh industri perunggasan.

"Kendati demikian, karena masih terdapat 35% komponen impor dalam produksi pakan, maka harga pakan relatif rentan terhadap perubahan harga international serta perubahan nilai tukar rupiah," imbuh Mentan SYL.

Jika mengacu kepada data Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), total pabrik pakan di Indonesia berjumlah 92 pabrik dengan kapasitas terpasang 24.260 juta ton.

Tercatat sentra produksi pakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Lampung dan Sumatera Barat.

Kementan Resmikan Pabrik Pakan di Sulawesi Selatan

Syahrul didampingi Dirjen PKH dan Eselon I Kementan telah meresmikan Pabrik Pakan PT Cahaya Mario di Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan pada Rabu (29/12) kemarin. Ia mengapresiasi langkah PT Cahaya Mario yang mengambil peluang usaha di industri pakan ini karena bisa menghadirkan efek positif lainnya.

"Industri pakan ini masih potensial, maka dapat menciptakan iklim persaingan yang sehat, menjadi mitra terpercaya buat para peternak sehingga peternak dapat meningkat kesejahteraannya," ujar Mentan SYL.

"Serta yang terpenting adalah pabrik ini dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat sekitarnya diantaranya petani jagung," sambungnya.

Mentan SYL mengaku bangga dan senang dengan adanya kegiatan ini. Untuk itu, ia meminta pemerintah daerah setempat untuk mendukung agar Pabrik Pakan PT Cahaya Mario bisa lebih maju dalam waktu dekat.

"Kapasitas produksi pakan PT. Cahaya Mario sebesar 10 ton/jam. Dengan produksi ini diharapkan pakan jadi lebih murah dan bermutu. Ayo Pemda harus back-up, kita jadikan lebih sempurna lagi," beber dia.

Seiring dengan peningkatan permintaan penyediaan daging ayam ras, peningkatan konsumsi dan perbaikan ekonomi, maka meningkat pula permintaan akan pakan. Sehingga industri pakan memang masih memiliki potensi dan peluang untuk dapat berkembang.

Namun, di sisi lain industri pakan tidak lepas dari tantangan. Misalnya, kelangsungan industri pakan 80%-nya sangat tergantung pada ketersediaan bahan pakan baik dalam jumlah, jenis, kualitas dan kontinuitasnya. Apalagi, bahan pakan yang digunakan untuk memproduksi pakan, sebesar 65% berasal dari bahan pakan lokal dan 35% impor.

Meningkatnya permintaan pakan ternak memang sering kali terkait dengan peningkatan kebutuhan akan jagung untuk pakan, lantaran jagung merupakan komponen utama dalam pakan unggas. Hampir 50% komponen pakan unggas adalah jagung sehingga setiap perubahan harga jagung sangat berpengaruh terhadap harga pakan.

Kemudian, persoalan biaya logistik yang tinggi untuk mendatangkan bahan pakan khusunya jagung, perubahan pola tanam dan iklim serta kebijkan pakan bebas antibiotok growth promoters (AGP).

"Semua hal tersebut adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh insdustri pakan," jelas Mentan SYL.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah mengatakan akan memfasilitasi dan terus memberikan dukungan dari segi teknologi maupun kebijakan. Misalnya dengan melakukan koordinasi dengan semua pihak untuk menjamin keberlangsungan industri pakan ternak.

"Karena ini sesuai dengan upaya kita mewujudkan Kemandirian dan Ketahanan serta Keamanan Pakan Nasional. Ayo wujudkan pertanian Maju, Mandiri dan Modern," tutur Nasrullah.

Sumber : Jurnas

Selasa, 28 Desember 2021

Ketahanan Stok Jagung Tak Lama, Pabrik Pakan Siasati Produksi


Bisnis.com, JAKARTA – Stok jagung di pabrik pakan hanya memiliki ketahanan sekitar 40 hari secara nasional atau 20 hari lebih rendah dari kondisi normal. Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menyebutkan hal ini menjadi sinyal kurangnya pasokan di sentra produksi. 

“Memang perkiraan kami di awal selama November sampai Januari pasokan akan lebih sedikit karena panennya jauh berkurang,” kata Ketua Umum Desianto B. Utomo, Senin (27/12/2021). 

Pasokan yang terbatas ini memicu harga jagung stabil tinggi di atas Rp5.500 per kg. Desianto mengatakan pabrik pakan harus melakukan penyesuaian kandungan jagung demi memastikan harga final pakan tetap terjangkau bagi peternak.

“Ketika harga di rentang Rp4.500 sampai Rp5.000 per kilogram kandungan bisa mencapai 45 sampai 50 persen. Namun setahun terakhir kami lakukan penyesuaian di angka 40 persen,” katanya.

Desianto menjelaskan sekitar 90 persen produksi pakan ternak anggota GPMT merupakan pakan unggas, baik broiler maupun layer. Dalam struktur biaya produksi pakan, jagung menyumbang 29 persen biaya setiap kilogram pakan ayam broiler, sementara pada pakan ayam layer mencapai 41 persen. 

“Permintaan unggas yang pertumbuhannya terbatas tahun ini turut berdampak ke permintaan pakan. Kenaikan kecil sekali,” tambahnya. 

Meski ketahanan stok jagung di pabrik cenderung lebih pendek, Desianto mengatakan banyak pabrik yang mengakali situasi dengan melakukan pengiriman jagung dari daerah yang masih produksi, seperti dari Lampung dan Sulawesi Selatan. Usia ketahanan stok diperkirakan bisa meningkat seiring dengan masa panen pada Februari. 

“Setidaknya untuk sebulan ke depan masih ada stok jagung. Selain itu awal Februari sudah mulai ada daerah yang panen dan kami harap hasilnya bagus,” kata dia. 

Desianto memperkirakan harga masih tetap bertahan di kisaran Rp5.000 per kg sebagaimana setahun terakhir. Meski demikian, dia memastikan pabrik tetap akan menjaga harga pakan di kisaran Rp7.200 sampai Rp7.800 per kg.

Sumber : Bisnis

GPMT menggelar Kongres ke-XV di Hotel Episode, Gading Serpong, Tangerang pada 21 - 22 Agustus 2024

  Resmi berdiri sejak 30 Oktober 1976 silam, Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) rutin menggelar kegiatan kongres. Tahun ini, GPMT men...