G20 Akan Adakan Pertemuan Terkait Masalah Pangan
Antara – 15 Agustus 2012
London (AFP/ANTARA) â Anggota Group of 20 (G20) akan
mengadakan pertemuan singkat untuk berusaha mengoordinasikan respon
mengenai melonjaknya harga pangan, yang dipicu oleh kekeringan dan
permintaan yang meningkat,
seperti dilaporkan Financial Times pada Selasa.
seperti dilaporkan Financial Times pada Selasa.
Pada akhir pekan kemarin, Presiden Barack Obama menghimbau Kongres
untuk membantu para petani yang berjuang melawan kekeringan terburuk
yang melanda Amerika Serikat dalam kurun waktu setengah abad, setelah
Departemen Pertanian Amerika Serikat (United State Department of
Agriculture/USDA) memperingatkan harga pangan yang meningkat tajam.
USDA mengatakan bahwa harga jagung dapat mencapai 8,90 dolar Amerika
(sekitar Rp84,42 ribu) per takaran, meningkat tajam dari perkiraan pada
Juli. Harga kedelai meningkat menjadi 15-17 dolar Amerika (sekitar
Rp142,29 â 161,27 ribu) per takaran, naik sebesar 2,0 dolar Amerika
(sekitar Rp18,97 ribu).
Suhu panas tertinggi yang tercatat pada Juli menyebabkan kedua
tanaman itu rusak parah, membuat produksi jagung per hektar ke level
terendah sejak 1995, dan untuk kedelai terendah sejak 2003, ujar
departemen tersebut.
Financial Times melaporkan bahwa kekhawatiran akan hasil panen
tersebut mendorong para pejabat G20 senior dan PBB untuk
mempertimbangkan diadakannya pertemuan darurat yang membahas pasokan
makanan, yang dijadwalkan akan dilangsungkan pada 27 Agustus.
Surat kabar itu mengutip pernyataan para pejabat yang mengatakan
bahwa pertemuan tersebut bukanlah suatu tanda kepanikan namum lebih
mencerminkan kebutuhan untuk mencapai mufakat guna menghindari
terulangnya kerusuhan dan ketegangan seperti pada 2007- 2008, yang
dipicu tingginya harga pangan.
Financial Times pada Jumat melaporkan bahwa kepala Badan Pangan dan
Pertanian (Food and Agricultural Organization /FAO) PBB mendesak Amerika
Serikat untuk menghentikan program produksi biofuel(bahan bakar
hayati), sehingga dapat mengurangi tekanan pada sumber daya pangan.
FAO pada pekan lalu mengatakan bahwa harga pangan global meningat 6,0
persen pada Juli, setelah turun selama tiga bulan, sebagian besar
disebabkan karena kenaikan harga gandum dan gula. (yg/ik)