Kementan Revisi Target Peningkatan Produksi
JAKARTA- Kementerian Pertanian (Kementan) merevisi pertumbuhan target
produksi bagi beberapa komoditas pangan utama. Penurunan target
produksi ini disebabkan oleh kondisi faktual di lapangan.
Menteri pertanian Suswono mengatakan, beberapa revisi target tersebut adalah untuk komoditas padi, jagung, kedelai, gula dan daging. "Sesuai dengan tuntutan upaya percepatan swasembada pangan dan kondisi faktual lapangan, maka kementerian pertanian telah melakukan revisi target produksi pangan 2010-2014," katanya.
Menteri pertanian Suswono mengatakan, beberapa revisi target tersebut adalah untuk komoditas padi, jagung, kedelai, gula dan daging. "Sesuai dengan tuntutan upaya percepatan swasembada pangan dan kondisi faktual lapangan, maka kementerian pertanian telah melakukan revisi target produksi pangan 2010-2014," katanya.
Kementan merevisi
rata-rata pertumbuhan target untuk padi dari 3,22% menjadi 3,64%,
sementara jagung dari 10,02% menjadi 3,33%, kedelai dari 20,05% menjadi
35,02%, gula dari 17,70% menjadi 4,53%, dan daging sapi dari 7,62%
menjadi 8,48%.
Kenaikan pertumbuhan produksi padi dan kedelai tersebut tidak lepas dari target pencapaian produksi pada tahun 2013 untuk padi sebanyak 72,06 juta ton, jagung 19,83 juta ton, kedelai 2 juta ton, gula 2,82 juta ton dan daging 550.000 ton.
Kenaikan pertumbuhan produksi padi dan kedelai tersebut tidak lepas dari target pencapaian produksi pada tahun 2013 untuk padi sebanyak 72,06 juta ton, jagung 19,83 juta ton, kedelai 2 juta ton, gula 2,82 juta ton dan daging 550.000 ton.
Sementara
itu, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, untuk
meningkatkan produksi kedelai nasional saat ini tim dari Kementan dan
kementerian kehutanan (Kemenhut) sedang melakukan survei lahan potensial
untuk dikembangkan.
Menurutnya, tim gabungan dari Kementan
dan Kemenhut saat ini sedang melakukan identifikasi lahan, dan lokasi
yang ada sebagian besar di Kalimantan Tengah. "Setidaknya ada 350.000 ha
lahan yang diajukan oleh Kemenhut," kata Rusman dilansir kontan.
Dengan
adanya tambahan lahan tersebut, ia berharap kebutuhan kedelai dalam
negeri dapat ditingkatkan. Selama ini kebutuhan kedelai nasional
mencapai 2,2 juta ton, sementara produksi dalam negeri sendiri hanya
mencapai 700.000 ton.
Anggaran
Sementara itu, untuk mendongkrak tanaman pangan Kementerian Pertanian mendapat jatah anggaran sebesar Rp 19,47 triliun naik dari tahun 2012 sebesar Rp 19,33 triliun.
"Tanaman pangan yang akan kami tingkatkan produksinya adalah padi, jagung, dan kedelai baik dari segi infrastruktur pendukung sampai penelitian," kata Menteri Pertanian Suswono pada Selasa, 11 September 2012 saat rapat kerja dengan komisi V DPR.
Untuk menjalankan program tersebut kementerian mengalokasikan dana sebesar Rp 10,4 triliun dari total pagu anggaran. Pos ini lah kata Suswono yang paling banyak menyedot anggaran kementerian.
Kementerian membagi alokasi dana dalam sub sektor. Pertama adalah melalui sekolah lapangan pengelolaan tanaman yang menelan anggaran hingga Rp 4,4 triliun. Termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan lahan kering, lahan terlantar, dan juga milik Perhutani. Berikutnya adalah pengembangan sarana prasarana yang menelan anggaran hingga Rp 4,1 triliun.
Untuk pengembangan sarana prasarana tersebut kementerian akan fokus pada optimalisasi 250 hektare lahan, pengembangan system of rich intensification seluas 200 hektare. Selain itu ada perluasan 100 hektar areal sawah yang diikuti pengembangan 500 hektar jaringan irigasi.
Terakhir melalui sub sektor penelitian di mana pada tahun 2013 akan dibentuk unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) untuk padi, jagung, dan kedelai. Untuk pos penelitian ini kementerian mengalokasikan dana sebesar Rp 1,8 triliun. dtc,ktn
Sementara itu, untuk mendongkrak tanaman pangan Kementerian Pertanian mendapat jatah anggaran sebesar Rp 19,47 triliun naik dari tahun 2012 sebesar Rp 19,33 triliun.
"Tanaman pangan yang akan kami tingkatkan produksinya adalah padi, jagung, dan kedelai baik dari segi infrastruktur pendukung sampai penelitian," kata Menteri Pertanian Suswono pada Selasa, 11 September 2012 saat rapat kerja dengan komisi V DPR.
Untuk menjalankan program tersebut kementerian mengalokasikan dana sebesar Rp 10,4 triliun dari total pagu anggaran. Pos ini lah kata Suswono yang paling banyak menyedot anggaran kementerian.
Kementerian membagi alokasi dana dalam sub sektor. Pertama adalah melalui sekolah lapangan pengelolaan tanaman yang menelan anggaran hingga Rp 4,4 triliun. Termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan lahan kering, lahan terlantar, dan juga milik Perhutani. Berikutnya adalah pengembangan sarana prasarana yang menelan anggaran hingga Rp 4,1 triliun.
Untuk pengembangan sarana prasarana tersebut kementerian akan fokus pada optimalisasi 250 hektare lahan, pengembangan system of rich intensification seluas 200 hektare. Selain itu ada perluasan 100 hektar areal sawah yang diikuti pengembangan 500 hektar jaringan irigasi.
Terakhir melalui sub sektor penelitian di mana pada tahun 2013 akan dibentuk unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) untuk padi, jagung, dan kedelai. Untuk pos penelitian ini kementerian mengalokasikan dana sebesar Rp 1,8 triliun. dtc,ktn
Sumber : surabayapost