Tantangan Swasembada Pangan di Sektor Peternakan
JAKARTA, JITUNEWS.COM- Menciptakan sebuah kedaulatan
pangan memang tak mudah. Bahkan, banyak tantangan yang menyelimuti
untuk mencapai hal tersebut. Dan berikut ini beberapa tantangan yang
dihadapi oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Jakarta, Rabu 08/04).
A. Tantangan Internal
1. Kelembagaan peternak yang lemah dan belum memenuhi skala ekonomi
(khususnya ternak sapi dan ruminansia besar lainnya) serta kemitraan
perunggasan yang kurang berpihak pada plasma (dominasi inti yang
merupakan perusahaan besar).
2. Belum tergalangnya dukungan dari instansi terkait, serta belum
optimalnya peran pemerintah Kabupaten/Kota dalam pembinaan tata niaga
daging.
3. Sistem logistik dan supply chain yang kurang memadai dan memenuhi kaidah animal welfare.
4. Ketergantungan akan impor (sapi bakalan, daging sapi, dan pakan unggas).
5. Preferensi masyarakat yang cenderung membeli karkas unggas segar.
6. Wilayah produksi sapi belum difokuskan sebagai penghasil daging beku.
B. Tantangan External
1. Menurut proyeksi OECD-FAO (2014), harga komoditas peternakan akan
mengalami peningkatan. Harga daging sapi di pasar Pasifik diperkirakan
mencapai USD 4.800/ton pada tahun 2016. Pada tahun 2023 harga daging
babi diperkirakan mencapai USD 2.000/ton, dan harga daging unggas
diperkirakan mencapai USD 1.550/ton. Harga daging domba juga
diperkirakan akan meningkat, demikian juga dengan harga produk susu.
2. Pertumbuhan produksi yang melambat. Pertumbuhan tahunan produksi
daging global diperkirakan sebesar 1,6% hingga tahun 2023, mengalami
perlambatan jika dibandingkan pertumbuhan tahunan sepuluh tahun terakhir
sebesar 2,3%. Pertumbuhan tahunan produk susu pada periode yang sama
juga diperkirakan akan melambat, dari 2,2% menjadi 1,95%.
3. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 akan
menyebabkan terintegrasinya pasar negara-negara ASEAN, termasuk untuk
komoditi ternak dan hasil ternak.
Sumber : jitunews