Panen Diprediksi Berlebih, Pemerintah Diminta Dorong Ekspor Jagung
Bisnis.com, JAKARTA – Merespons
data angka ramalan (ARAM) I yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik
(BPS) yang menunjukkan produksi jagung akan melampaui target pemerintah,
pelaku usaha mendorong Kementerian Pertanian untuk terus menjajaki
ekspor komoditas tersebut.
Pasalnya, Ketua Gabungan Perusahaan
Makanan Ternak (GPMT) Sudirman mengungkapkan pemerintah harus berupaya
meningkatkan penyerapan produksi jagung dalam negeri, selain bergantung
pada penyerapan industri pakan nasional.
“Ekspor kita saya rasa
sudah cukup banyak dan ini sehat. Daripada kita membuat kebijakan yang
menghalang-halangi impor, lebih baik kita juga melihat prospek ekspor,”
jelas Sudirman saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (7/7/2015).
Sudirman
menegaskan kendati ARAM I jagung yang dipublikasikan BPS melampaui
target yang ditetapkan Kementan, sepanjang tahun ini pemerintah belum
akan benar-benar dapat memutus rantai impor jagung, khususnya untuk
pakan ternak.
Pasalnya, industri pakan mengaku memang masih
kekurangan jagung untuk bahan baku. Sejauh ini, Sudirman mengaku pelaku
usaha dan pemerintah telah mampu menopang produksi saat panen jagung
yang menyebabkan harga komoditas tersebut jatuh.
“Memang ada
beberapa spot daerah yang pas panen harganya jatuh seperti di Sulsel,
Dompu, tapi itu kita bisa selesaikan dan petani terlindungi,” kata
Sudirman.
Sudirman mencatat sepanjang tahun ini target produksi
pakan ternak naik menjadi 16,8 juta ton dari tahun lalu sebesar 15 juta
ton. Berdasarkan data GPMT, pelaku usaha harus mengimpor hingga 3,1 juta
ton pada 2014, dan telah mengimpor 1,65 juta ton per akhir Juni lalu.
Di
sisi lain, data ARAM I menunjukkan produksi jagung 2015 diperkirakan
mencapai 20,67 juta ton pipilan kering, melampaui target pemerintah
20,13 juta ton, sekaligus naik 8,72% atau 1,66 juta ton dari tahun
lalu.
Sementara itu, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Maman Suherman mencatat
hingga per akir Juni lalu ekspor jagung telah menyentuh 150 ribu ton.
Dia
mengaku pihaknya akan berupaya terus mendorong ekspor sambil memastikan
penyerapan dalam negeri berlangsung maksimal. Pasalnya, dia pun
menggarisbawahi saat ini impor jagung masih belum dapat dihentikan.
“Hingga
Juni itu ekspornya 150 ribu ton, sampai akhir tahun diproyeksikan kita
bisa ekspor 250 ribu ton, ini data yang saya dapat dari pelaku usaha.
Jagung yang diekspor itu dari Gorontalo, dan beberapa daerah lain di
Sulawesi dan Kalimantan,” jelas Maman, Selasa.
Selain itu, Maman
menambahkan saat ini pemerintah tengah menggenjot perluasan sentra
jagung ke wilayah luar pulau Jawa seperti Sulsel, NTB, dan NTB.
Bisnis.com
mencatat Pemerintah Provinsi Gorontalo mengekspor komoditas andalan
provinsi tersebut sebanyak 55.750 ton ke Filipina pada periode
Januari-Mei 2015.
Sumber : Bisnis.com