Kamis, 16 November 2023

GPMT Gelar Diskusi Panel Industri Pakan Nasional Terkini

Foto: Dok. Ramdan

Bekasi (TROBOSLIVESTOCK.COM). Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menggelar Diskusi Panel yang bertema “Sustainability Feed Industry in Indonesia 2024” di Avenzel Hotel and Convention Cibubur, Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (14/11). Acara tersebut dihadiri kurang lebih 80 orang yang terdiri dari perwakilan anggota, instansi pemerintah dan undangan. Sedangkan untuk narasumber diantaranya, Nur Saptahidhayat Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Ditjen PKH Kementan), Nuryani Zainuddin Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan Ditjen PKH Kementan), Alexander Lubis Kepala Kelompok Ekonomi Makro-Inflasi (Deputi Direktur) Bank Indonesia, Oscar Tjakra Executive Director RaboResearch Food and Agriculturei Rabobank, Imam Sujono Seed Marketing Head PT Syngenta Indonesia dan Stefanus AndreNational Sales SupervisorFeedmill, PT FKS Multi Agro Tbk.

 

Desianto Budi Utomo Ketua Umum GPMT menyampaikan dalam sambutannya kali ini GPMT mengadakan diskusi panel bukan seminar atau Focus Group Discussion (FGD) karena sudah hampir 3 tahun tidak bertemu antara pengurus dan anggota. “Kita terakhir bertemu di Batu, Malang sebelum wabah Covid-19,” tuturnya.

 

Dia mengutarakan pada 2023, industri pakan ternak tumbuh 1 – 3 % dengan total kebutuhan jagung sebanyak 8.343.649 ton dan rata-rata perbulan 695.304 ton serta asumsi kebutuhan jagung untuk formulasi senilai 48%. Namun total realisasi hingga September 2023 sebanyak 5.645.483 ton dengan rata-rata perbulan 627.276 ton serta asumsi kebutuhan jagung untuk formulasi senilai 43 %.

 

Sementara untuk 2024, industri pakan nasional diperkirakan akan tumbuh sekitar 5 % dari 2023 atau sekitar 19 juta ton. Beberapa faktor yang mendasari estimasi pertumbuhan ini diantaranyadi2024 merupakan tahun politik (tahun perhelatan pesta demokrasi). “Dimana diharapkan ekonomi masyarakat akan tumbuh serta banyaknya program pemerintah yang akan disalurkan kepada masyarakat, termasuk produk-produk protein hewani,” jelasnya.

 

Kemudian, lanjutnya diperkirakan pada 2024 tidak terjadi El Nino sehingga kebutuhan jagung untuk pabrik pakan dapat tercukupi. Lalu Adanya program pemerintah untuk melakukan peningkatan produksi beras dan jagung.ramdan


Sumber : Trobos

Senin, 26 Juni 2023

GPMT: Industri pakan ternak perlu subsitusi alternatif bahan baku


KONTAN.CO.ID - 
JAKARTA. Puncak kemarau sebagai dampak dari El Nino bakal terjadi pada September, Oktober, dan November. Dampak dari El Nino salah satunya adalah kenaikan harga bahan pakan ternak seperti jagung, yang akan mengakibatkan naiknya harga produk perunggasan.

Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Timbul Sihombing mengatakan, industri pakan ternak memerlukan terobosan dan inovasi untuk mengatasi lonjakan harga jagung sebagai dampak dari El Nino. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sumber bahan baku alternatif.

“Dua bulan lalu kami dari asosiasi diundang oleh Pemerintah Korea untuk hadir di sana. Mereka memperkenalkan produk lalat hitam sebagai bahan baku pakan ternak. Di sana sudah menjadi industri, bayangkan lalat yang kecil-kecil itu sudah diproduksi ton-tonan dan mereka sudah punya asosiasi,” kata Timbul dalam keterangan resmi, Selasa (20/6).

Timbul menerangkan, substitusi bahan pakan ternak seperti nasi pecah, mie pecah dan biskuit pecah. Kata Timbul, industri pakan ternak sudah mulai mencari substitusi bahan baku pakan karena harga jagung pada triwulan pertama 2023 mulai naik.

Menurut Timbul, jagung masih menjadi bahan utama pakan ternak yaitu sekitar 40% - 50%. Kenaikan harga jagung tentu akan membuat biaya produksi pakan ternak ikut melonjak. Apalagi, pemerintah sudah melarang impor jagung sejak 2016 lalu. Faktor itulah yang membuat industri pakan ternak mulai mencari alternatif bahan baku pakan.

Sumber : Kontan

Kamis, 27 April 2023

Kementerian Pertanian Korea Selatan Sambut Delegasi GPMT di Pameran Perdagangan Buy Korean Food (BKF) 2023


GPMT kembali diundang menghadiri pameran perdagangan Buy Korean Food (BKF) 2023 yang digelar di AT Center (27, Gangnam-daero, Seocho-gu, Seoul, Republic of Korea) 19-21 April 2023. Acara yang diorganize oleh AT Korea Agro-Fisheries and Food Trade Corporation serta Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs sebagai host ini merupakan pameran perdagangan produk-produk pertanian dan perikanan Korea. Tidak kurang dari 200 perusahaan produk pangan dan agrikultur turut berpartisipasi dalam acara ini.
Delegasi GPMT yang diwakili oleh Ketua GPMT Bapak Timbul Sihombing dan Bapak Deny Mulyono serta Bendahara GPMT Bapak Jani Sunarko berkesempatan bertemu dengan para pelaku industri pangan serta bahan baku pakan Korea serta menjelaskan tentang industri pakan di Indonesia.
Ini merupakan kali ke-3 GPMT diundang oleh Korea Feed Ingredients Association (KFIA). Pada kesempatan kali ini, Delegasi GPMT mendapat kehormatan dapat melakukan audiensi khusus dengan Kementerian Pertanian Korea Selatan dan Ketua KFIA saat jamuan makan malam.

Jumat, 03 Maret 2023

USSEC dan GPMT menggelar acara Indonesia Shrimp Retreat 2023 di Yogyakarta







AQUAINDONESIA, Yogyakarta –

Perkembangan industri udang di tanah air maupun skala global selalu menarik untuk dibahas. Denny Mulyono selaku Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dalam sambutannya mengatakan bahwa industri bahan baku, pakan atau apapun itu di industri udang akan tumbuh jika semua pihak tahu pasar udang arahnya akan ke mana. Oleh sebab itu, dalam acara Indonesia Shrimp Retreat 2023 tidak hanya akan bicara masalah pakan tetapi lebih banyak mengenai masalah pasar (market).

“Berahap semua stakeholders dari hatchery, pembudidaya, processor, pakan, kita tahu pasarnya seperti apa, apa yang diperlukan atau yang diminta sehingga kita bisa membuka market untuk udang seluas-luasnya sehingga kita semua bisa berbisnis dengan baik, sustainable, dan kita tumbuh bareng-bareng,” kata Denny.

Dalam acara yang digelar di Yogyakarta selama dua hari, Kamis-Jumat (2-3/3/2023) tersebut, Pamudi, Technical Consultant Aquaculture USSEC menegaskan, acara Indonesia Shrimp Retreat 2023 merupakan new branding (nama baru) untuk Outlook Udang Indonesia. Menurutnya, USSEC akan berusaha mengakomodasi apa yang dibutuhkan oleh industri udang di tanah air.

“Kita selalu bekerja sama dengan GPMT dan SCI. Kita akan dukung industri ini untuk terus tumbuh dan berkelanjutan,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) Harris Muhtadi berujar, SCI sangat mendukung acara tersebut dalam konteks downstream dan upstream. SCI sebagai hulu dari kegiatan industri udang di Indonesia harus mulai berpikir tentang market oriented bukan hanya product oriented.

“Kita tahu pertempuran di pasar internasional bukan hanya komoditi tapi juga membranding udang Indonesia dengan positioning yang khas, tanpa itu kita akan digilas oleh Ekuador, India, Vietnam, dan sebagainya,” ujarnya.

Menurut Harris, ketika industri udang Indonesia berorientasi di produksi maka harus ada shifting, bukan hanya product oriented tetapi juga marketing oriented dengan rebranding, reorientasi, narasi, dan juga cara memberi masa depan terhadap udang Indonesia bukan hanya commodity tetapi juga speciality.

“Itu adalah arah yang akan kita tuju bekerja sama dengan USSEC dan GPMT. Semoga acara ini bermanfaat,” tutupnya.

Sumber : https://www.aquaindonesia.id/indonesia-shrimp-retreat-2023-digelar-di-yogyakarta/

Senin, 06 Februari 2023

GPMT bersama USSEC menggelar workshop dengan tema “Budidaya Perikanan pada Sungai dan Waduk yang Berkelanjutan”



Waduk Lestari, Pembudidaya Jaya.
Bertempat di Holiday Inn Pasteur, Bandung, GPMT bersama USSEC serta didukung hampir seluruh perusahaan produsen pakan akua menggelar workshop dengan tema “Budidaya Perikanan pada Sungai dan Waduk yang Berkelanjutan” pada 2 Februari 2023 kemarin. Dibuka secara resmi oleh Asisten Deputi II Bidang Koordinasi Sumberdaya Maritim Kemenkomarves, Bapak Rahmat Mulianda, S.Pi, M. Mar. Workshop dihadiri berbagai stakeholder budidaya mulai dari pembudidaya ikan di Jatiluhur dan Cirata, akademisi, pemerintahan, serta perusahaan pakan.
Ketua GPMT, Bapak Deny Mulyono menyampaikan, menjaga kelestarian waduk dan serta perairan umum darat lainnya adalah tanggung jawab bersama. Apalagi menurut Beliau, bagi pembudidaya ikan, kualitas air adalah sumber utama kesuksesan budidaya. “GPMT sebagai mitra pembudidaya sangat mendukung upaya pelestarian waduk. Salah satunya dengan mengatasi masalah utama di waduk yaitu eceng gondok. Kita sangat menghargai upaya pembudidaya ikan di waduk selama ini, dan dengan program mengembangkan musuh biologis eceng gondok kami harap dapat membantu mempercepat proses pembersihan eceng gondok secara bertahap,” ujar Beliau saat memberikan sambutan.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Perbenihan Nono Hartanto mewakili Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP untuk memberikan keynote speech serta dihadiri pula oleh Ketua Umum GPMT, Bapak Desianto B. Utomo. Adapun para pembicara dalam workshop tersebut diantaranya, Dekan Fakultas Perikanan Universitas Padjajaran Dr. Sc Agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si, Ketua Departemen Manajamen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan IPB University Prof. Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil, Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University Prof. Dr. Ir. Manuntun Parulian Hutagaol, MS, Bapak Pamudi dari USSEC dan dimoderatori oleh Bapak Anang Hermanta.

Sumber : https://www.instagram.com/p/CoT74iAhR0n/?utm_source=ig_web_copy_link
+5

Senin, 09 Januari 2023

Optimalisasi Bahan Baku Lokal Menekan Biaya Produksi


Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong optimalisasi bahan baku pakan ikan lokal. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya produksi yang berdampak pada kestabilan harga pakan ikan dan udang.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan bahwa 80 hingga 85 persen komponen biaya produksi pakan berasal dari bahan baku, sehingga ketersediaan dan harga bahan baku menjadi elemen krusial dalam penentuan harga pakan.

“Ketersediaan bahan baku bagi industri pakan, terutama sumber protein harus tersedia secara kontinyu dalam kualitas dan kuantitas yang pasti. Bahkan kami mendapat laporan bahwa untuk pabrik pakan komersil, stok bahan baku harus tersedia paling tidak empat hingga enam bulan ke depan, sehingga kestabilan stok bahan baku menjadi penting” ujar Dirjen yang kerap disapa Tebe tersebut.

Tebe menambahkan, mengatasi hal tersebut, ketersediaan bahan baku lokal sebagai sumber protein dalam pembuatan pakan ikan menjadi salah satu tantangan yang coba dipecahkan oleh KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

“Selain mengurangi ketergantungan akan bahan baku pakan impor, ketersediaan bahan baku lokal juga mendukung program gerakan pakan ikan mandiri yang telah digaungkan oleh KKP sejak tahun 2015” papar Tebe.

Tebe juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan identifikasi dan pemetaan sumber bahan baku lokal dan pakan alami yang potensial, dan juga melakukan pengembangan percontohan di masyarakat yang bekerjasama dengan stakeholder di bidang pakan, baik dari kementerian, pemerintah daerah, asosiasi, akademisi, pihak swasta hingga pembudidaya dan penggiat pakan mandiri di masyarakat.

Menyambung apa yang dijelaskan oleh Tebe, Direktur Pakan dan Obat Ikan, Ujang Komarudin menyatakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meminimalisir impor bahan baku pakan ialah dengan mencari substitusi bahan baku yang diimpor melalui penyediaan dalam negeri.

Menurut Ujang banyak sumber bahan baku lokal yang diproduksi dalam negeri dan mampu menggantikan bahan baku impor, namun masih membutuhkan peningkatan kuantitas hingga mencapai skala industri, karena kebutuhan yang tinggi dari industri pakan.

“Bahan baku yang telah dikembangkan oleh KKP seperti indigofera dan spirulina perlu ditingkatkan kapasitasnya sebagai substitusi sumber protein nabati untuk menjamin ketersediaan bahan baku di dalam negeri. Selain itu, sebagai sumber bahan baku protein hewani juga sudah diinisiasi KKP melalui percontohan budidaya maggot di beberapa lokasi,” kata Ujang.

Ujang juga berkata bahwa untuk menumbuhkan skala usaha, KKP juga mendorong penggiat budidaya maggot untuk melakukan inisiasi kerjasama dengan pihak lain penghasil sampah organik seperti pemukiman, perhotelan, supermarket, industri pengolahan pangan untuk dapat menampung sampah organik tersebut, agar usaha produksi maggot dapat berkembang dan berkelanjutan. “Diperlukan keseriusan dan dukungan dari berbagai pihak seperti pemda, swasta hingga masyarakat untuk dapat memaksimalkan potensi industri bahan baku pakan di dalam negeri” jelas Ujang.

Sementara itu, Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Deny Mulyono menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam industri pakan ialah ketersediaan bahan baku pakan terutama sumber protein seperti minyak kedelai yang masih harus diimpor. Ia menekankan pentingnya pasokan bahan baku pakan lokal alternatif yang stabil dalam hal kualitas serta kontinuitas untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku pakan impor.

“Perusahaan pakan telah melakukan usaha untuk mencari substitusi bahan baku yang mengacu prinsip ketercernaan, kontinuitas stok dan kualitas bahan baku sesuai dengan riset yang telah dilakukan. Penggunaan bahan baku alternatif seperti bungkil kepala sawit dan bungkil kopra masih terbatas penggunaannya hanya sebagai substitusi, sedangkan tepung ikan lokal sudah cukup banyak digunakan namun masih membutuhkan sertifikasi untuk keberlanjutannya” terang Deny.

Selain itu, Deny juga menyoroti potensi bahan baku lokal seperti tepung larva BSF dan spirulina yang dapat menjadi substitusi sumber protein apabila ditingkatkan dari segi skala produksi dengan mengintegrasikan pemanfaatan limbah industri maupun limbah budidaya, sehingga bisa menekan cost produksi dan harganya bisa lebih terjangkau.

“Membutuhkan dukungan lintas sektor untuk mendorong kemajuan industri bahan baku pakan lokal, namun bukan tidak mungkin dilakukan dan dapat dimulai dengan melakukan upscale kepada produsen skala kecil yang telah memulai, sehingga perusahaan pakan dapat lebih banyak menggunakan bahan baku lokal, bahkan ke depan juga tidak menutup kemungkinan bisa menjadi salah satu komoditas ekspor” pungkas Deny.

Source : Neraca | by : owo Wed, 12/14/2022

Rabu, 25 Mei 2022

Halal Bi Halal Badan Pengurus dan Anggota GPMT (IFMA), 20 Mei 2022

Selamat pagi sahabat GPMT. Semoga kita semua selalu sehat dan bahagia sehingga kesuksesan dalam segala hal akan selalu menjadi tujuan positif kita.

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 20 Mei 2022, GPMT mengadakan Halal bi halal yang dihadiri oleh Badan Pengurus, anggota dan mantan pengurus GPMT dari beberapa periode.





















































































Nusantara Livestock & Poultry Expo 2025

KLIK GAMBARNYA