Amerika Serikat kepincut Ikan Patin Sumatera Selatan
Amerika Serikat tertarik
mengimpor ikan patin dari Sumatera Selatan karena produk yang diterima
dari Vietnam merupakan kiriman Indonesia, kata Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Sumsel Yohanes H Toruan.
"Selama ini Amerika Serikat mengimpor ikan patin dari Vietnam, namun
setelah berkunjung ke Sumsel lantas berpikir untuk beralih," kata
Yohanes ketika ditanya perkembangan ekspor Sumsel di Palembang, Ahad
(14/10).
Apalagi, setelah mengetahui sebagian besar ekspor ikan patin Vietnam
justru bersumber dari Indonesia. Pemerintah daerah berupaya memotong
jalur ekspor itu dengan mengirimkan langsung ke pembeli tanpa melalui
pihak kedua.
"Jika kita bisa memotong jalur ekspor kenapa tidak dilakukan. Apalagi sudah bertemu langsung dengan pembeli," ujarnya.
Industri peternakan ikan patin berpotensi untuk dikembangkan
mengingat mampu menghasilkan produk berstandar ekspor. Produk ikan patin
asal Indonesia dikenal bersih dan tidak mengeluarkan bau.
Menurutnya, pakan ternak yang relatif murah serta biaya produksi yang
rendah turut berpengaruh pada perkembangan peternakan ikan patin dalam
beberapa tahun terakhir.
Peternakan ikan patin pun berkembang hampir di seluruh kabupaten/kota
seperti di Muaraenim, Ogan Ilir, Banyuasin, hingga Palembang.
"Selain menjajaki kemungkinan pada sektor peternakan, negara adidaya
itu juga melirik energi panas bumi, serta industri manufaktur. Terdapat
tiga perusahaan besar yang sudah menjajaki kawasan industri terpadu di
Sungai Lais," katanya.
Negara adidaya itu mengalokasikan Rp 6 triliun untuk diinvestasikan
di Indonesia dengan rincian Rp 3 triliun untuk sektor perkebunan.
Tiga provinsi yakni Indonesia, Kaltim, dan Jawa Timur, menjadi tujuan
Amerika Serikat dari 10 daerah yang diajukan pemerintah pusat.