Produksi Udang Vaname di Gorontalo Mulai Menggeliat
Gorontalo –
Industrialisasi Kelautan dan Perikanan yang diluncurkan Menteri Kelautan
dan Perikanan pada awal tahun 2012 kini dinilai mulai menampakkan
hasilnya. Revitalisasi tambak udang untuk mendorong produksi udang
nasional dan membangkitkan kembali tambak-tambak udang yang mangkrak di
Tanah Air untuk mendorong percepatan industrialisasi udang telah
dilakukan di berbagai kawasan tambak udang di tanah air. Sampai tahun
2013 telah dilakukan rehabilitasi saluran di berbagai kawasan tambak
udang disertai dengan pembuatan tambak percontohan (demfarm) di 32
Kabupaten yang berada di tujuh propinsi, yang meliputi Propinsi Banten,
jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan, dan
Lampung.
“Dampak dari perbaikan infrastruktur dan demfarm udang mulai nampak
dengan adanya pertambahan luasan tambak khususnya di kantong-kantong
produksi udang, hal ini juga dipicu oleh karena semangat para
pembudidaya tambak oleh karena semakin dikuasainya teknologi budidaya
udang berbasis CBIB (cara budidaya ikan yang baik) sehingga Indonesia
terbebas dari penyakit early mortality sindrom (EMS), dan permintaan
udang serta harga udang yang terus naik,” tegas Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto di sela-sela panen raya udang
vaname nusantara 1 di Kecamatan Paguat, Kabupaten Pahuwato, Propinsi
Gotontalo, seperti dilansir dalam keterangan resmi yang dikutip Neraca,
Senin.
Slamet mengaku bangga dan memberikan apresiasi kepada para
pembudidaya tambak yang telah membudidayakan udang vaname dengan baik,
karena usaha ini dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat. “Para pembudidaya perlu terus diedukasi dengan sedikit demi
sedikit mengenal tahapan teknologi dalam berbudidaya udang, mulai dari
cara budidaya dengan sistem tradisional, tradisional plus, semi intensif
hingga intensif dengan memperhatikan lingkungan dan menerapkan cara
budidaya ikan yang baik (CBIB). Keberhasilan ini juga tidak terlepas
dari kerja keras dan pembinaan dan bimbingan dari pemerintah secara
terus menerus,” tambah Slamet.
Mulai Tertarik
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi
Gorontalo, Sutrisno, menjelaskan, masyarakat pembudidaya tambak bandeng
Pahuwato dan Gorontalo pada umumnya belum lama mengenal cara berbudidaya
udang vaname. “Hal ini berkat bimbingan dan bantuan dari pemerintah
pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) - KKP
dan Dinas KP kabupaten dan propinsi Gorontalo, kini masyarakat Pahuwato
mulai menebar udang vaname,” jelas dia.
Menurut Sutrisno, berawal dari pemerintah pusat pernah membantu benur
vaname Nusantara 1 sejumlah satu juta ekor dan telah kami distribusikan
kepada kelompok pembudidaya tambak , dan belum lama dinas KP Propinsi
juga memberi bantuan benur untuk kelompok yang lainnya disertai
bimbingan teknis dan berhasil panen. “Sejak itulah masyarakat jatuh
cinta kepada usaha budidaya udang vaname,” ungkap Sutrisno.
Kini pembudidaya tambak bandeng di samping masih membudidayakan
bandeng juga membudidayakan udang vaname dengan teknologi yang masih
sederhana. “Kami mendengar keberhasilan tambak udang vaname di berbagai
daerah, kami ingin mencontoh keberhasilan itu dapat diterapkan di
kelompok kami. Karena harganya katanya sedang bagus dan teknologinya
bisa dipelajari,” kata Jaenuddin Saleh ketua Kelompok Vaname Jaya.
Dia mengakui, kelompok pembudidaya tambak bandeng sangat bersyukur
dengan adanya program bantuan dari pemerintah, dan bimbingan cara
berbudidaya udang vaname sehingga yang tadinya hanya menebar bandeng
seadanya saja kini bisa panen udang vaname satu ton perhektar selama 45
hari dengan size 90. “Pengelolaan budidaya udang dilakukan dengan
system tradisional plus dengan sedikit pemberian pakan, kepadatan benur
yang ditebar masih rendah antara 6-10 ekor/m2,” sambung Jaenuddin.
Berdasarkan penuturan dari Bambang penanggungjawab pabrik pengolah
ikan di Gorontalo PT. Sinar Ponula Deheto menyatakan bahwa usaha
budidaya udang vaname di Gorontalo baru-baru ini saja berkembang. “Kami
sangat bersyukur dengan adanya komoditas udang ini, kami dapat
mengoperasionalkan kembali pabrik ini untuk menampung udang masyarakat.
Kini baru mencapai 4-5 ton perhari, sedangkan kapasitas pabrik kami
bisa 20 ton perhari. Kami yakin KKP dan pemerintah daerah akan terus
mendukung untuk meningkatkan bahan baku udang vaname di Gorontalo yang
baru-baru ini mulai berkembang.
Selain itu Dirjen Perikanan Budidaya juga menyampaikan paket-paket
bantuan kepada para pembudidaya di Kabupaten Pohuwato. Bantuan tersebut
diantaranya bantuan benih udang vaname sebanyak 200.000 ekor kepada
kelompok Vaname Jaya, dan Bantuan benih kerapu tikus sebanyak 2.000 ekor
kepada kelompok Bitila Indah.
Bantuan lainnya berupa PUMP Perikanan Budidaya untuk 8 kelompok
pembudidaya di Kabupaten Pohuwato dengan total nilai Rp. 520.000.000.
Kemudian pada acara tersebut diserahkan 25 Sertifikat CBIB untuk
Kabupaten Boalemo dan Pohuwato.
Sumber : Neraca