Menko Darmin: Bongkar 100 Ribu Ton Jagung Impor di Pelabuhan
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sepakat membongkar ratusan
ribu jagung impor yang tertahan di pelabuhan. Alasannya karena para
peternak atau petelur mulai mengeluhkan kelangkaan bahan baku jagung
untuk pakan ternak, selain tingginya harga jagung lokal akibat kebijakan
pengendalian impor yang terlalu kebablasan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, kurang lebih 100 ribu ton jagung impor kini masih tertahan di pelabuhan karena tidak mengantongi Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) dari Kementerian Pertanian.
"Kami minta dibongkar itu jagung impor dengan jumlah lebih dari 100 ribu ton yang tertahan. Menteri Pertanian semula tidak mau barang itu dibongkar," tegas Darmin di kantornya, Jakarta, Rabu (11/11/2015).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, kurang lebih 100 ribu ton jagung impor kini masih tertahan di pelabuhan karena tidak mengantongi Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) dari Kementerian Pertanian.
"Kami minta dibongkar itu jagung impor dengan jumlah lebih dari 100 ribu ton yang tertahan. Menteri Pertanian semula tidak mau barang itu dibongkar," tegas Darmin di kantornya, Jakarta, Rabu (11/11/2015).
Ia mengaku, keputusan ini diambil karena mempertimbangkan keluhan
peternak atau petelur yang sudah resah lantaran kesulitan mendapatkan
jagung sebagai pakan ternak. Sambungnya, peternak atau petelur ini pun
mengaku tidak sanggup lagi bersaing dengan peternak broiler yang pindah
membeli jagung lokal sehingga mengerek harga jagung dalam negeri.
"Sebenarnya minggu lalu sudah diputuskan dalam rapat supaya dibongkar. Tapi tidak tahu kenapa pelaksanaannya tertunda. Karena jagung impor tertahan, peternak broiler yang selama ini beli jagung impor, sekarang beli jagung lokal. Petelur tidak sanggup lagi bersaing dengan mereka," cetus Darmin.
Seperti diketahui, keluhan tertahannya jagung impor di pelabuhan disampaikan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman. GPMT menilai, kebijakan pengendalian impor yang dilakukan Amran kebablasan sehingga menyebabkan kelangkaan.(Fik/Ndw)
"Sebenarnya minggu lalu sudah diputuskan dalam rapat supaya dibongkar. Tapi tidak tahu kenapa pelaksanaannya tertunda. Karena jagung impor tertahan, peternak broiler yang selama ini beli jagung impor, sekarang beli jagung lokal. Petelur tidak sanggup lagi bersaing dengan mereka," cetus Darmin.
Seperti diketahui, keluhan tertahannya jagung impor di pelabuhan disampaikan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman. GPMT menilai, kebijakan pengendalian impor yang dilakukan Amran kebablasan sehingga menyebabkan kelangkaan.(Fik/Ndw)
Sumber : Liputan6