Diam-diam Mendag Lembong Ajak Bulog dan Peternak Rapat Bahas Pakan Ternak

Diam-diam Mendag Lembong Ajak Bulog dan Peternak Rapat Bahas Pakan TernakJakarta -Tingginya harga jagung yang menjadi bahan baku utama pakan ternak memicu mahalnya harga daging ayam sejak awal tahun 2015 yang mencapai Rp 35.000/ekor. Terkait hal tersebut, semalam Menteri Perdagangan, Thomas Lembong mengajak Bulog dan Peternak ayam rapat di Kantor Kementerian Perdagangan.

Demikian disampaikan Singgih Januratmoko, Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR-Indonesia) saat dihubungi detikFinance, Sabtu (30/1/2016).

"Tadi malam rapat di kantor Mendag dipimpin Thomas Lembong (Menteri Perdagangan), ada Bulog juga dan peternak, pihak kami diwakili sama sekjen ,” ujar dia.

Rapat tersebut kata dia, membahas tentang solusi yang akan diambil Pemerintah untuk menanggulangi tingginya harga pakan ternak yang memicu tingginya harga jual daging ayam saat ini. "Rapatnya bahas jagung yang mahal. Sudah ada keputusan kata Mendag mau diturunkan. Jadi rapat semalam bahas supaya harga jagungnya turun," pugkas dia.

Harga Jagung saat ini memang terpantau tinggi. Terpantau harga jagung mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp 3.000/kg menjadi Rp 5.800-Rp 6.000/kg.

Naiknya harga jagung ini terjadi karena seretnya panen jagung lokal, serta larangan impor penggunaan jagung yang diimpor pabrikan pakan sejak Desember 2015 oleh Kementerian Pertanian.

Sebelumnya menurut Ketua Dewan Pembina PINSAR-Indonesia, Hartono, tingginya harga jagung yang digunakan untuk pakan ternak ayam menyebabkan harga ayam dari pemasok ikut tinggi. "Harga mahal karena harga jagung yg biasanya Rp 3.000/kg naik menjadi Rp 5.800-Rp 6.000/kg dan langka dan kualitasnya kurang bagus," kata Hartono.

Hartono menambahkan, mahalnya harga jagung juga dikarenakan adanya kebijakan larangan impor jagung dari Kementerian Pertanian. Selain itu waktu panen yang lama (4 bulan) disertai dengan kualitas panen yang buruk membuat pasokan jagung minim dan harga melonjak.

"Ya jagung langka karena ada larangan impor dari Kementerian Pertanian, sekarang jagung belum panen, dan kualitas panen jelek. Karena cari jagung susah, sekarang ayam makannya ya campuran terigu, kedelai, kelapa, yang penting ayamnya tetap sehat tetap makan," ujar Hartono.

Sumber : detik.com